Beri peringkat:
Silaken buwat berbagi:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
Pertamaaxxx
Kalau pemimpin kita selalu menggambarkan dirinya sebagai “tukang besi” yang ingin menggembleng rakyat indonesia, agar merupakan “benteng yang gagah perkasa” maka tiadalah salahnya jika kita berdiri disamping “tukang besi” itu sebagai “tukang asin” dan “tukang air kopi” yang memasak hingga matang dan mendidihkan umat Islam hingga menjadi muslim sejati dan hingga terbentuk masyarakat Islam yang sempurna
mulai katularan gelo pertamax di imah sorangan wuakakakkkkkkkkkkk 😆
@Kang Koral Cepot
Cita-cita luhur akan kedudukan bangsa kita sebenarnya sudah tertanam oleh pendahulu kita dengan semangat :
Jika ingin ikut membangun dunia baru yang memberikan jaminan akan kemakmuran bersama, bagi tiap-tiap bagian dari Asia Timur Raya
Yang menarik adalah statement “AGAMA adalah garamnya hidup”
Subhanallah…
Wassalam, Haniifa.
banyak hal yg menarik dari tulisan ini … 🙂
Setuju kang…
Idem dengan kang Haniifa 🙂
Gambarnya keren euy..
ini kliping majalah MIAI terbitan jaman dai nippon tahun 1943 .. 🙂
subhanallah…
…agar soepaja di kelak kemoedian hari Indonesia mendjadi Indonesia Merdeka dan agama kita kebangsaan, Agama Islam berlakoe di atas tanah toempah darah kita ini.
S.M. Kartosoewirjo. Fadjar Asia, 14 Februari 1929.
MERDEKA!!!
majorprad lama tak jumpa 🙂
MERDEKA !!!
iya kang Cepot… sakit. 😀
Pengen jadi serdadu pemberontak juga nih… tulisan2nya menggugah akal, memicu ruh, dan mamacu jasad…
salam Jaya! 😀
iya kang Cepot… sakit. 😀
Pengen jadi serdadu pemberontak juga nih… tulisan2nya menggugah akal, memicu ruh, dan memacu jasad…
salam Jaya! 😀
Merdeka..
Apa kabar kang?
Maaf br nongol..hehe..haha..
———-
Kopral Cepot : iya nich lama tak sua 🙂
Kang Cepot, koleksinya hebat…
Sory kawan gbr tak terlihat maklum lah . masih diruagan yang sinyal netnya lambrete
butuh kesabaran tuk bisa membacanya 🙂
dan juga butuh koneksi 3G ato speedy kang 😆
ketika puncak dari semangat itu di campuri kepentingan-kepentingan duniawi maka akan berbahaya bagi orang lain yang mungkin sekufu.
dan semangat inilah yang akhir-akhir ini dimanfaatkan oleh para teroris untuk melakukan doktrinya.
butuh sebersih-bersih dan semurni-murninya tauhid, setinggi-tinggi ilmu dan sepandai-pandainya syiasah .. sehingga langkah tidak salah kaprah .. haluan tidak salah jalan …
analogi air dan kopi pada konteks kekinian yang terjadi ternyata sungguh hanya sebatas air dan kopi. keislaman hanyalah sebatas simbol tapi tak pernah lebur menyatu dengan umatnya.
benteng islam tak kan pernah terbentuk ketika keislaman tak lebih dimaknai sekedar atribut dan gebyar tampilan tanpa muatan keislaman yang lebur dalam sanubari umatnya.
Menarik membaca tulisan Sekar Madji Kartosoewirjo dalam ejaan aslinya. Terutama menyangkut ragam penyakit yang dikemukakannya.Semoga kita tidak menderita penyakit semacam itu.
Oke. Usul Pak Kopral dah saya setujui. Terima kasih.
Cita-cita untuk membentuk benteng islam tak kan pernah terwujud kecuali harus dengan memperoleh bimbingan Allah. Makanya, yang harus dilakukan kaum muslimin jaman sekarang adalah belajar untuk menghadap/sowan kepada Allah dengan benar. Hingga pada akhirnya dengan rahmat Allah yang besar, Beliau berkenan untuk membimbing umat ini ke arah kebenaran hidup. Benteng islampun terwujud dengan sendirinya. Atau tepatnya, diwujudkan oleh Allah.