Dekrit Presiden, Revolusi, dan Kepribadian Nasional

Oleh : Taufik Abdullah* KALAU sejarah hanyalah one damned thing after another, sudah pasti hasil usaha rekonstruksi peristiwa masa lalu itu tidak bisa merangsang terjadinya perdebatan akademis dan politis, bahkan filosofis. Kalau memang demikian, kita dengan enteng bisa menghapal tanggal 5 Juli 1959 sebagai saat ketika Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang menyatakan bahwa UUD SementaraLanjutkan membaca “Dekrit Presiden, Revolusi, dan Kepribadian Nasional”

Soekarno di Masa Krisis PDRI

Oleh : Mestika Zed* BULAN-bulan terakhir tahun 1948 adalah saat terberat dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Bukan saja karena Republik yang masih usia balita itu harus menghadapi musuh di depan Belanda-tetapi juga ditusuk dari belakang oleh anak-bangsa sendiri, yaitu kelompok komunis (PKI) pimpinan Muso yang mendalangi peristiwa (kudeta) Madiun pada pertengahan September 1948. Klimaksnya ialahLanjutkan membaca “Soekarno di Masa Krisis PDRI”

JFK, Indonesia, CIA & Freeport Sulphur

“Masa lalu adalah Prolog” (Tertulis di Arsip Nasional, Washington, DC) Dalam Bagian Satu dari artikel ini (Probe, Maret-April, 1996) kami telah bicarakan tentang Freeport melalui tahun-tahun awal pengambilalihan tambang mereka oleh pemerintah Kuba yang berpotensi menguntungkan di Teluk Moa Bay, sebagaimana pelarian mereka bersama Presiden Kennedy mengenai masalah penimbunan ini. Namun konflik terbesar yang akan dihadapiLanjutkan membaca “JFK, Indonesia, CIA & Freeport Sulphur”

S.M. Kartosoewirjo Tak Ajukan Grasi

Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dituduh melakukan tiga perbuatan: makar terhadap negara, pemberontakan terhadap pemerin­tahan yang sah, dan rencana pembunuhan Presiden Sukarno. Atas upayanya mendirikan Negara Islam Indonesia (NII), Dari tiga tuduhan itu, hanya satu yang diakui oleh Kartosoewirjo, yaitu mendirikan negara Islam (makar). Tuduhan kedua (menggulingkan kekuasaan yang sah) dan ketiga (berencana membunuh Sukarno) dibantahnya. IaLanjutkan membaca “S.M. Kartosoewirjo Tak Ajukan Grasi”