Cerita di Kongres Nasional Pertama Central Sarikat Islam 1916 di Bandung

Selama sepekan, tanggal 17 sampai 24 Juni 1916, di alun-alun Bandung seperti ada pasar malam. Bukan pasar malam sebenarnya yang sedang berlangsung, melainkan Kongres Sarikat Islam. Panitia Kongres bertekad membuat waktu itu juga menjadi pekan untuk berpesta. Seluruh alun-alun dipajang, tarup pesta yang besar dibangun, dimana dibuka buffet untuk jualan makanan dan minuman yang dapatLanjutkan membaca “Cerita di Kongres Nasional Pertama Central Sarikat Islam 1916 di Bandung”

[Kutipan Buku] Resoloesi Djihad Dalam Perang Kemerdekaan

Ulama tidak memerhatikan pergumulan perebutan kursi eksekutif dengan kementeriannya, dan legislatif dengan BP KNIP serta Kementerian Keamanan Rakjat seperti yang diperankan oleh pimpinan Sosialis dan Komunis yang pernah kerjasama dengan Sekoetoe atau penjajah Belanda. Masalah pemerintahan atau eksekutif, para Ulama menyerahkan kepercayaannya mutlak kepada Dwi Tunggal Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Berangkat dariLanjutkan membaca “[Kutipan Buku] Resoloesi Djihad Dalam Perang Kemerdekaan”

[Kutipan Buku] Ideologi Kolonial Belanda

 Westernisasi merupakan jalan yang terbaik untuk mengendalikan meluapnya gerakan di antara kaum muslimin.~ C. Snouck Hurgronje, Colijn over Indie, (Amsterdam, 1928) Politik Etis dan Ide Asosiasi Pada masa peralihan dari abad ke-19 ke abad ke-20 politik ethis berkembang hampir bersamaan dengan, dan dimungkinkan oleh, arah baru di dalam politik kolonial partai-partai Belanda; arah baru ituLanjutkan membaca “[Kutipan Buku] Ideologi Kolonial Belanda”

Dekrit Presiden, Revolusi, dan Kepribadian Nasional

Oleh : Taufik Abdullah* KALAU sejarah hanyalah one damned thing after another, sudah pasti hasil usaha rekonstruksi peristiwa masa lalu itu tidak bisa merangsang terjadinya perdebatan akademis dan politis, bahkan filosofis. Kalau memang demikian, kita dengan enteng bisa menghapal tanggal 5 Juli 1959 sebagai saat ketika Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang menyatakan bahwa UUD SementaraLanjutkan membaca “Dekrit Presiden, Revolusi, dan Kepribadian Nasional”