Dipa Nusantara Aidit (Donlot Kisah Hidupnya)

Di jendela dingin berdiri reranting jarang

beraneka bunga di depan semarak riang

apa hendak dikata kegembiraan tiada bertahan lama

di musim semi malah jatuh berguguran. (Mao Zedong)

Dia memulai ”hidup” sejak belia. Putra Belitung yang lahir dengan nama Achmad Aidit itu menapaki karier politik di asrama mahasiswa Menteng 31—sarang aktivis pemuda ”radikal” kala itu. Bersama Wikana dan Sukarni, ia terlibat peristiwa Rengasdengklok—penculikan Soekarno oleh pemuda setelah pemimpin revolusi itu dianggap lamban memproklamasikan kemerdekaan. Ia terlibat pemberontakan PKI di Madiun, 1948. Usianya baru 25 tahun. Setelah itu, ia raib tak tentu rimba. Sebagian orang mengatakan ia kabur ke Vietnam Utara, sedangkan yang lain mengatakan ia bolak-balik Jakarta-Medan. Dua tahun kemudian, dia ”muncul” kembali.

Aidit hanya butuh waktu setahun untuk membesarkan kembali PKI. Ia mengambil alih partai itu dari komunis tua—Alimin dan Tan Ling Djie—pada 1954, dalam Pemilu 1955 partai itu sudah masuk empat pengumpul suara terbesar di Indonesia. PKI mengklaim beranggota 3,5 juta orang. Inilah partai komunis terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina.

Dalam kongres partai setahun sebelum pemilu, Aidit berpidato tentang ”jalan baru yang harus ditempuh untuk memenangkan revolusi”. Dipa Nusantara bercita-cita menjadikan Indonesia negara komunis. Ketika partai-partai lain tertatih-tatih dalam regenerasi kader, PKI memunculkan anak-anak belia di tampuk pimpinan partai: D.N. Aidit, 31 tahun, M.H. Lukman (34), Sudisman (34), dan Njoto (27).

Tapi semuanya berakhir pada Oktober 1965, ketika Gerakan 30 September gagal dan pemimpin PKI harus mengakhiri hidup di ujung bedil. Aidit sendiri tutup buku dengan cara tragis: tentara menangkapnya di Boyolali, Jawa Tengah, dan ia tewas dalam siraman satu magazin peluru senapan Kalashnikov serdadu.

)*****(

KEDATANGAN Muso dari Rusia membangkitkan gairah revolusi Dipa Nusantara Aidit. Ia begitu terkesan pada gagasan Muso, ”Jalan Baru bagi Republik”. Menurut arsitek pemberontakan PKI di Jawa dan Sumatera pada 1926 itu, yang kemudian dilibas Belanda, seluruh kekuatan sosialis komunis harus disatukan. Untuk merebut kekuasaan, PKI tak boleh bergerak sendiri.

Pengalaman itu terasa semakin pahit bagi Aidit. Mentor yang digugu, Muso, tewas ditembak tentara. Sempat tertangkap di Yogyakarta, Aidit cukup beruntung lepas karena tak dikenali. Belakangan, setelah jadi Ketua Comite Central PKI, Aidit menyebut peristiwa itu sekadar ”permainan anak-anak” (kinderspel). Ia menuduh Mohammad Hatta, perdana menteri saat itu, sebagai pihak yang memprovokasi. Amerika Serikat dicurigai di belakang pemerintah untuk melawan ”bahaya merah”.

Bergerak dalam senyap, bersama beberapa yang tersisa, Aidit mencoba membangun kembali partai yang terserak. Aidit masih setia pada ide Muso. Lewat penerbitan Bintang Merah, ia menyebarkan lagi paham revolusioner dan anti-imperialis. Ia kerap mencantumkan nama ”Alamputra” di bawah tulisannya.

Tiga tahun berlalu, karier politik Aidit makin moncer. Ia ”mengkudeta” kelompok PKI tua, Alimin dkk, yang dinilai melakukan banyak kesalahan. Tan Ling Djie, anggota senior politibiro, didepak karena perbedaan pandangan politik. Didukung sejumlah aktivis muda dalam Kongres V PKI, 1951, ia berhasil mencapai posisi Ketua Comite Central PKI.

Kerja keras Aidit membuahkan hasil. Pada Pemilu 1955, PKI masuk ”empat besar” setelah PNI, Masyumi, dan Nahdlatul Ulama. Di masa ini PKI menjadi partai komunis terbesar di negara non-komunis dan partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah Rusia dan Cina.

Bagaimana kisah hidup Dipa Nusantara Aidit ?

Donlot Kisah Hidup Dipa Nusantara Aidit

46 Komentar

  1. wa liang mieng berkata:

    ikutan koment ….. aahh , sekedar mau tanya saja bagi kesemuanya terhadap arti-

    kel ini . ” kontribusinya tokoh yang satu ini ( itupun kalau dianggap tokoh lho ) …

    kontribusinya terhadap kemerdeka’an negara indonesia ini apa yaa ? bagi siapa

    saja boleh menjawabnya ( termasuk bung kopral juga ) “. saya ulangi yaaa ………

    ” kontribusinya tokoh yang satu ini ( itupun kalau dianggap tokoh lho )… kontribu –

    sinya terhadap kemerdeka’an negara indonesia ini apa yaaa ?? .

  2. wa liang mieng berkata:

    pertanya’an yang kedua ini boleh menjawabnya bagi siapa saja ( termasuk bung –

    kopral juga ) . begini ….. ” kelebihanya atau keistimewa’anya tokoh yang satu ini (

    kalau seandainya dianggap tokoh lho ) apa yaa ? ” , saya ulangi sekali lagi …” ke

    lebihanya atau keistimewa’anya tokoh yang satu ini ( kalau seandainya dianggap

    tokoh lho ) apa yaa ? ……

  3. wa liang mieng berkata:

    pertanya’an selanjutnya adalah mengurai benang kusutnya ….. ” sama2 sosialis –

    semisal partai murbanya tan malaka , berulang kali parpol yang satu ini melaku –

    kan tindakan yang tidak terpuji ……yang ujung2nya adalah ” kedudukan ” . siapa

    saja boleh mejawabnya ( termasuk bung kopral juga ). pertanya’an berikutnya a –

    kan segera menyusul ( kalau tiga pertanya’an sudah ada yang menjawab ).

  4. wa liang mieng berkata:

    sedikit ada cerita …. masih awal baru lahirnya faham komunis . dikawasan ” eropah

    tengah ” penduduknya hidup ” berkecukupan ” . pada sa’at itu faham komunis dito

    lak . artinya …………….. tolong dijawab sendiri saja .

Tinggalkan Komentar