Indonesia Alternatif

Alternatif secara kamus adalah sebuah pilihan baru dari yang sudah ada atau dari beberapa kemungkinan yang ada atau diartikan sebagai “pilihan lain“. Lalu apa yang dimaksud dengan “Indonesia Alternatif” ? Karena Indonesia sedang sakit bahkan sakitnya sakit keras, dan yang lebih parah lagi bukan mengidap satu jenis penyakit tetapi super kompleks dari ujung rambut sampai keujung kaki, dari ketombean, kutuan sampai panuan dan kadasan, dari migren sakit kepala sebelah sampai rematik dan encok, dari kepalanya yang “sedikit-sedikit marah… sedikit-sedikit marah sampai anak buahnya yang “asbun” alias asal bunyi.  Legislatif sakit, Eksekutif sakit, Yudikatif sakit, Kepolisian sakit, Militer sakit, Pejabat daerah sakit, Intelektual sakit, Media massa sakit dan jutaan rakyat Indonesia tidak bisa membayar biaya rumah sakit. Alkisah berbagai pengobatan telah dilakukan, beribu tabib telah didatangkan, dua belas tahun menghuni rumah sakit yang bernama “r e f o r m a s i ” tak kunjung juga sembuh-sembuh. Alih-alih bisa sehat malah penyakit mangkin bertambah-tambah, maka tidak bisa tidak wajib alias kudu Indonesia membutuhkan pengobatan alternatif, maka berpikirlah INDONESIA ALTERNATIF.

Penyakit yang dirasakan oleh Indonesia tak bisa diobati dengan rekreasi pelesiran penghilang stres atas nama studi banding, penyakit kompleks ini tak bisa diobati dengan memberi kesempatan sang presiden untuk menjabat ketiga kalinya dengan cara amandemen UUD’45, berbagai penyakit di daerah tak bisa diselesaikan dengan mengubah pemilukada dengan pemilihan pemimpin di daerah kembali lagi oleh anggota dewan di daerah, dan berbagai penyakit lainnya tak bisa hanya mengandalkan pilihan-pilihan dogmatis yang jumud dan taklid, kaku dan rigid atas kaedah-kaedah yang justru selama ini tidak memberikan solusi yang komprehensip dan menyeluruh, maka berpikirlah INDONESIA ALTERNATIF.

Bagaimana penyakit multidimensi (krisis) ini terjadi ? Dalam elections from the Prison Notebooks of Antonio Gramsci (1971) [i], Gramsci menyebut penyebabnya adalah tindakan tak populer dari negara, atau bisa juga karena aktivitas politik massa yang sebelumnya pasif kembali marak. Krisis ini, dalam sejumlah kasus, dikenal juga sebagai “krisis otoritas” atau krisis hegemoni. “Yang tua sedang sekarat, sementara yang baru belum lagi selesai tumbuh,” tulis Gramsci.

“Jalan Lain” pernah ditawarkan oleh Mansour Fakih (alm) dalam bukunya  Jalan Lain: Manifesto Intelektual Organik  yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar dan Insist Press tahun 2002. Yang menarik dari buku ini selain paparan tokoh pemikir ataupun pemimpin yang dianggap mempunyai gagasan brilian bagi alternatif memecahkan persoalan berbangsa dan bernegara, dituangkanya sebuah manifesto yang dinisbahkannya bagi kalangan intelektual organik.[ii] Kalangan intelektual yang sampai saat ini masih dipercaya sebagai “tabib” bagi segala persoalan bangsa yang menyimpang, tapi tentunya bukan intellectual prostitution yang akibat erosi mental karena situasi sosiologis yang sakit dan kuatnya godaan kenikmatan kekuasaan dan hedonisme di masa tak menentu ini telah “melacurkan” ke-intelektual-annya atau intellectual karbitan yang menurut nBasis justru memperkuat kemauan jahat rezim. Dalam buku The Treason of The Intellectuals, Benda menyebut seorang cendekiawan yang memiliki tujuan praktis politis sebagai seorang pengkhianat.

INDONESIA ALTERNATIF sangat diharapkan datang dari kalangan intelektual organik meminjam istilah Mansour Fakih (alm)  mereka adalah yang memiliki karakter cerdas, santun, radikal dan kritis dengan ciri umum sebagai berikut :

  • Memahami berbagai realitas sosial yang kemudian memberikan gagasan gagasan transformatif untuk keluar dari masalah tersebut
  • Jauh dari corak strukturalis dan kaku.
  • Dinamis dan membaur dengan masyarakat tanpa merasa adanya perbedaan kelas
  • Melihat masyarakat luas sebagai subject
  • Berorientasi pada humanisasi
  • Memiliki counter hegemoni terhadap wacana dominan yang menindas dan mempunyai perangkat perangkat metodologis untuk melakukan perlawanan.
  • Ikut menciptakan sejarah dengan membangun gerakan pemikiran dan kesadaran kritis untuk memberi makna masa depan.

Terjadinya disorientasi kebangkitan kelas terdidik di tengah kondisi kehidupan negara dan masyarakat yang serba ambigu ini akhirnya akan membuktikan kata-kata Edward Said yang menyebut mereka sebagai ? “imperialis terdidik” baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ibarat marsose di zaman kolonial, intelektual organik tidak saja melanggengkan kolonialisme dari Negara Pertama terhadap Negara Ketiga, tetapi juga telah menciptakan kolonialisme dan imprealisme pikiran, yaitu dari kelas uneducated people menjadi well informed people. Well informed people disini bukan berarti mereka saja yang bisa sekolah ke luar negeri, tapi bisa juga intelektual dalam negeri yang sering memberi legitimasi atas terjadinya pembekuan kebangkitan kelas terdidik, seperti mencari patron.

Demikian pula dengan uneducated people. Sebutan ini bukan hanya untuk mereka yang tidak mendapatkan akses dalam pendidikan, tetapi juga termasuk mereka yang secara tidak sadar telah terkooptasi struktur mental dan pengetahuannya oleh struktur negara, sehingga tidak ada lagi kemampuan dan keinginan untuk bergerak secara mandiri.

Karena itu, kaum intelektual organik harus menyadari betul bahwa berdiri di posisi ini bukan berarti kita bebas nilai dan netral, tetapi adakalanya kita bisa terjerumus secara tidak sadar ke dalam sistem yang eksploitatif dan manipulatif. (ref)

Noam Chomsky dalam The Responsibility of Intellectuals (1996) mengatakan bahwa intelektual memiliki posisi untuk `mengungkapkan kebohongan-kebohongan pemerintah, menganalisis tindakan-tindakannya sesuai penyebab, motif-motif serta maksud-maksud yang sering tersembunyi’. Nyaris senada dengan Chomsky, Jean Paul Sartre menyatakan misi para intelektual adalah untuk menghalau kedunguan, prasangka serta emosi yang keliru, menghindarkan `dogmatisme yang steril’ sehingga masyarakat diantarkan untuk mengubah dirinya di dalam dan melalui sejarah.

Gagasan Antonio Gramsci tentang intelektual organik, menyebutkan  peran intelektual sebagai bagian yang terintegrasi di dalam masyarakat. Bahkan ia tidak dapat dipisahkan karena telah menjadi bagian dari materialitas konkret berbagai problematika dan dialektika yang membentuk masyarakat. Inilah intelektual organik. Yaitu mereka yang tidak tinggal diam ketika melihat berbagai kondisi di masyarakat yang begitu meresahkan. Mereka adalah orang-orang yang mampu menginisiasi, mengorganisasi masyarakat atau kaum mustadafin yang termarjinalkan.

Intelektual organik adalah Rausyanfikr (istilah Ali Syari’ati) adalah, seorang pemikir tercerahkan yang mengikuti ideologi yang dipilihnya secara sadar. Ideologi akan membimbingnya kepada pewujudan tujuan ideologi tersebut, ia akan memimpin gerakan progresif dalam sejarah dan menyadarkan ummat terhadap kenyataan kehidupan. Ia akan memprakarsai gerakan revolusioner  untuk  merombak  stagnasi.  Sebagaimana  rasul-rasul  selalu  muncul untuk mengubah sejarah dan menciptakan sejarah baru. Memulai gerakan dan menciptakan revolusi sistemik.

Rausyanfikr adalah model manusia yang diidealkan oleh Ali Syari’ati untuk memimpin masyarakat menuju revolusi. Menurut Eko (2004), Ia mengandung pengertian yang lebih detail sebagai:

Orang yang sadar akan keadaan manusia (human condition) di masanya, serta setting kesejarahannya dan kemasyarakatannya… yang menerima rasa tanggung jawab sosial. Ia tidak harus berasal dari kalangan terpelajar maupun intelektual. Mereka adalah para pelopor dalam revolusi dan gerakan ilmiah. Dalam zaman modern maupun berkembang, rausyanfikr mampu  menumbuhkan  rasa  tangung  jawab  dan  kesadaran  untuk  memberi  arahan intelektual dan sosial kepada massa/ rakyat. Rausyanfikr dicontohi oleh pendiri agama- agama besar (para Nabi), yaitu pemimpin yang mendorong terwujudnya pembenahan- pembenahan stuktural yang mendasar di masa lampau. Mereka sering muncul dari kalangan rakyat jelata yang mempunyai kecakapan berkomunikasi dengan rakyat untuk menciptakan semboyan-semboyan baru, memproyeksikan pandangan baru, memulai gerakan baru, dan melahirkan energi baru ke dalam jantung kesadaran masyarakat. Gerakan mereka adalah gerakan revolusioner mendobrak, tetapi konstruktif. Dari masyarakat beku menjadi progresif, dan memiliki pandangan untuk menentukan nasibnya sendiri. Seperti halnya para nabi, rausyanfikr tidak termasuk golongan ilmuwan dan bukan bagian dari rakyat jelata yang tidak berkesadaran dan mandek. Mereka individu yang mempunyai kesadaran dan tanggung jawab untuk menghasilkan lompatan besar.

Manusia rausyanfikr memiliki karakteristik memahami situasi, merasakan desakan untuk memberi tujuan yang tepat dalam menyebarkan gaya hidup moralitas dan monastis, anti status quo, konsumenistik, hedonistik dan segala kebuntuan filosofis menuju masyarakat yang mampu memaknai hidup, konteks, dan realitas masyarakat. Seperti apa yang dikatakan Syariati (2001) sebenarnya mewakili aksi-aksi intelektualnya, bahwa orang tercerahkan akan memanfaatkan potensi yang ada untuk perubahan:

Setelah jelas semua ini, tanggung jawab paling besar orang-orang yang tercerahkan adalah menentukan sebab-sebab yang sesungguhnya dari keterbelakangan masyarakatnya dan menemukan penyebab sebenarnya dari kemandekan dan kebobrokan   rakyat dalam lingkungannya.  Lebih-lebih  ia  harus  mendidik  masyarakatnya  yang  bodoh  dan  masih tertidur, mengenai alasan–alasan dasar bagi nasib sosio-historis yang tragis. Lalu, dengan berpijak  pada  sumber-sumber, tanggung  jawab,  kebutuhan-kebutuhan dan  penderitaan masyarakatnya, ia dituntut menentukan pemecahan-pemecahan rasional yang memungkinkan pemanfaatan yang tepat atas sumber-sumber daya terpendam di dalam masyarakatnya dan diagnosis yang tepat pula atas penderitaan masyarakat itu, orang yang tercerahkan akan berusaha untuk menemukan hubungan sebab akibat sesungguhnya antara kesengsaraan, penyakit sosial,  dan  kelainan-kelainan serta  berbagai faktor  internal dan eksternal. Akhirnya, orang yang tercerahkan harus mengalihkan pemahaman diluar kelompok teman-temannya yang terbatas ini kepada masyarakat secara keseluruhan.

Rausyanfikr merupakan kunci bagi perubahan, oleh karenanya sulit diharapan terciptanya perubahan tanpa peranan mereka. Merekalah pembangun jalinan yang meninggalkan isolasi menara gading dan turun dalam masyarakat. Mereka adalah katalis yang meradikalisasi massa yang tidur panjang menuju gerakan melawan penindas. Hanya ketika dikatalisasi oleh rausyanfikr masyarakat dapat mencapai lompatan kreatif yang besar menuju peradaban baru. Pemikir tercerahkan adalah aktivis yang meyakini sungguh-sungguh dalam ideologi mereka dan menginginkan syahid  demi  perjuangan  tersebut.  Misi  yang  dilancarkan  mereka  adalah  untuk memandu “massa yang tertidur dan bebal” dengan mengidentifikasi masalah riil.(ref)

Intelektual organik atau rausyanfikr atau apapun istilahnya tentunya bukan satu-satunya kelompok yang bisa menjadi tabib bagi Indonesia yang sedang sakit, tapi ditangan merekalah resep-resep mujarab sangat dinantikan oleh rakyat yang sudah lelah dengan penderitaan. Jangan sampai orde reformasi ini tiada bertepi karena refomasi hanyalah waktu transisi, maka berpikirlah sekarang Indonesia Alternatif dan mari sudahi reformasi … JANGAN LANJUTKAN !!.

So …. gimana klo kita buat Gerakan Indonesia Alternatif Transformatif (G.I.A.T) siapa yang mau ngikut ? 🙂


[i] Salah satu gagasan cemerlangnya adalah diskursus yang dikembangkannya mengenai konsep intelektual (1971: 5-16). Gramsci membagi intelektual ke dalam dua kategori: tradisional dan organik. Menurutnya, intelektual tradisional merupakan kategori yang bisa dikenakan kepada figur intelektual menara gading yang melakukan kongsi dan aliansi dengan kaum penguasa. Karena itu, intelektual kelompok ini cenderung konservatif terhadap perubahan sosial. Sebaliknya, kata Gramsci, intelektual organik merupakan kategori yang bisa dipakai untuk mendeskripsikan figur atau kelompok intelektual yang mendedikasikan dirinya untuk perjuangan menuju kebaikan kelompok sosial masyarakatnya. Kaum intelektual yang demikian ini sejatinya muncul secara alamiah dari dalam diri dan seiring dengan pergerakan masyarakat, bukan dipaksakan untuk merepresentasikan kepentingan masyarakatnya. Atau, dalam bahasa Gramsci, muncul dari kelompok pekerja (the working class). Karena itu, mereka cenderung revolusioner dan tidak konservatif.

[ii] ISTILAH intelektual organik merupakan sebutan bagi intelektual-akademisi yang mendedikasikan proses pembelajarannya sebagai upaya membuka ruang atas terjadinya gap antara teori dan praktik. Bagi mereka, tidak cukup peran intelektual jika hanya diapresiasikan lewat buku semata. Sebaliknya, lebih dari itu, perannya bagi pemberdayaan masyarakat adalah satu kewajiban yang mutlak.

29 Komentar

  1. nbasis berkata:

    Benda menyebut seorang cendekiawan yang memiliki tujuan praktis politis sebagai seorang pengkhianat. Harry J Benda, maksudnya Kopral?

    1. kopral cepot berkata:

      Julian Benda (1867-1956) dalam karyanya yang termashyur La Trahison des Clercs (Pengkhianatan Kaum Cendikiawan) Menggambarkan cendekiawan dalam sosok ideal menurutnya yaitu semua orang yang kegiatan utamanya bukanlah mengejar tujuan-tujuan praktis, tetapi yang mencari kegembiraan dalam mengolah seni, ilmu atau renungan metafisik mereka adalah para ilmuwan, fisuf, seniman dan ahli metafisika.

      1. nbasis berkata:

        Terimakasih Kopral Cepot. Semula ‘nBASIS menduga tokoh yang dimaksudkan ialah Harry J Benda, rupanya Julien Benda, seorang filosof Francis (18671956). Menurut seorang pembaca La Trahison des Clercs (The Treason of the Intellectuals), bukunya itu, adalah “One of the more interesting texts for understanding the decline of the West in the twentieth century.

        Konon tesis utama buku yang untuk pertama kali diterbitkan tahun 1927 itu ialah “the intellectual class in modern times has abandoned its historic role of being a voice for justice, fairness, liberty, and freedom of inquiry. It has substituted its former adherence to timeless principles for a crass subservience to ideology”.

        Sekali lagi, terimakasih, Kopral.

        ——————
        Kopral Cepot : Hatur tararengkyu kembali … 😉

  2. alamendah berkata:

    (Maaf) izin mengamankan KEDUAX dulu. Boleh, kan?!
    Berarti pakai cara biasa sudah nggak mempan, ya?

    OOT:
    Mohon bantuannya untuk ikut menerjemahkan kata “Hutan, Binatang, dan Tumbuhan” dalam BAHASA DAERAH yang sobat kuasai. Ditunggu bantuannya di Sebutkan Hutan, Binatang, dan Tumbuhan dalam Bahasa Daerah | Alamendah’s Blog

  3. sikapsamin berkata:

    Sebelumnya mohon maaf pak Kopral,
    Setelah membaca tuntas postingan ini, betul2 timbul rasa geram dan prihatin yg sangat2 mendalam…akhirnya saya terpaksa komen dlm bahasa yg bombastis.
    Begini…indentifikasi masalah riil yg muncul dibenak saya adalah ADANYA PERSETUBUHAN DUA GURITA YG HYPER-SEX.
    Yang satu Gurita-RELIGI dan satu Gurita-KORUPSI.
    Celakanya telah melahirkan anak2 Gurita-MAFIA HUKUM…

    Doa saya…semoga saya keliru

    Salam…JASMERAH

    ———–
    Kopral Cepot : Memang seperti itulah adanya …. kegeraman bapak adalah kegeraman kita semua. Salam…JASMERAH n Hatur tararengkyu

  4. dedekusn berkata:

    Indonesia oh… Indonesia…..
    Rek kumaha atuh maneh teh Indonesia….?
    Maksud teh nu ngeusian Indonesia,

  5. Bukan Teroris berkata:

    aku cinta indonesia…
    tapi aku ga suka indonesia kyk gini…

    mesti gimana yach?…

  6. Fir'aun NgebLog berkata:

    ayo kita sama” ikut andil dalam membangun/memperbaikin tanah air kita dalam bidang apa pun yang kita bisa, MERDEKAAAA….!!!

  7. Tari-ssi berkata:

    indonesia tanah air beta, kapan kita lepas dari semua belenggu yah??

  8. majorprad berkata:

    waaah.. klo diajak Gerakan Indonesia Alternatif Transformatif sama kopral cepot mah setujuuuuu..
    maklum ga percaya sama yang namanya partai. gak organik. Hanya saja siapa ya yang mau ikutan GIAT selain saya kop? hehe…

    gmana dengan bung sikapsamin? 😀

    saya ada usul ni kop… gmana klo saya buatkan kaos serbasejarah? buat biaya pendirian GIAT? hehe…

    salam revolusi organik!

    1. kopral cepot berkata:

      Kaos serba sejarah? wah setuju banget … ini yg ditunggu n percaya ama masternya .. hatur tararengkyu 😉

      Salam G.I.A.T

      1. majorprad berkata:

        hehehe… berarti gimana caranya tuh kop? 😀

    2. sikapsamin berkata:

      @ pak Mayor,

      Tks atensinya…
      Kalau masalah2 gerakan gini mah SIAP!!!
      Dari duluuu sikapsamin kan sdh pemegang ‘patent’…masa diragukan hehe

      Salam…JASMERAH untuk semuanya

  9. kinamulan berkata:

    paham sih cuma…

  10. kinamulan berkata:

    pertempuran suatu saat nanti mungkin tak kan terelakkan, saya berpikir ttg pertarungan yuan dgn dollar, beberapa waktu lalu jepang dipaksa beli dollar oleh rrc gara2 surat hutangnya yg biasa dibeli oleh pengusaha domestik dan masyarakat jepang sendiri diborong rrc, kata analis u berbagi beban resiko rezim dollar selain tujuan stabilitas mata uang dalam negeri masing2(dua negara setipe, rajin menabung dollar), seperti semua negara ini tipe2 pengekspor, jepang, taiwan, korea, juga rrc(kec. ini) tipe miskin sda tapi full ekspor sda bernilai tambah, amerika tdk terima tindakan jepang borong dollar u turunkan nilai mata uangnya agar produknya tetap kompetitif di pasar global, amerika yg orientasi fokus ekspor juga saat ini karena tingkat pengangguran yg besar, paksa juga rrc u naikkan nilai mata uangnya thd dollar agar barangnya tdk terlalu murah, dan mengecam tindakan jepang, so amriki bisa mengambil nafas sejenak, dan baru2 ini dewannya kenakan sanksi bea thd produk china, ini seperti perebutan pangsa pasar global dan dalam negerinya sendiri(protektif), tidak tahu apakah karena daya beli masing2 negara turun atau apa?saat ini nilai emas mencapai tingkat tertinggi dari beberapa tahun lampau. jika indonesia harus jaya seperti mereka apakah juga pada akhirnya larut dalam pertempuran itu?pertempuran dalam rezim dollar? apakah pada akhirnya kita harus bertempur secara fisik seperti yg selalu dilakukan oleh amriki?adu gertak seperti baru2 ini antara rrc dgn jepang masalah nelayan juga?apakah pilihan kita bung?atau kita hanya jadi penonton belaka?malaysia berani melakukan eksperimen dinar di kelantan, sesuatu yg seharusnya juga perlu dilakukan pula di atjeh, tak perlu mengemis2 ke g soros. semua pihak yg di negeri kita begitu sombong dan arogan tak berani u melakukan eksperimen2 keluar dari rezim dollar usa, menunggu freeport bung???bgm dollar yg telah kita dapatkan melalui obral murah sda2 lolos begitu mudah? hanya cadangan devisa di bawah 100 milliar dollar?di bawah kita hanya satu negara asean lainnya?lalu apakah kita rebutan dollar kembali melalui pengiriman tki?rupiah yg tak pernah dianggap di luar negeri bahkan di malaysia, apakah ketika emas yg berlaku kita pada akhirnya akan melakukan praktek anjuran machiavelli?nekolim ala anglo saxon? aku melihat aku merasakan(hingga saat ini) aku mendengar bgm berbahayanya sistem riba, sistem riba mungkin yg akan dihancurkan oleh imam mahdi pertama kali!karena efek hancurnya riba berdasarkan hadis adalah keadilan di seluruh muka bumi!!!

  11. kinamulan berkata:

    pertempuran ekonomi begitu dahsyat, tapi tak kasat mata, pernah mendengar dibuangnya ke laut produk2 ekspor negara2 tertentu?DOMBA DAN SUSU?efek spekulatif gabungan kecepatan informasi?tak dibuang kerugiannya bisa lebih besar?di bumi seperti tak cukup u dibagi bahkan u masa depan???

  12. mengingatkan akan orang2 yg berilmu tauhid dan berselimutkan kehangatan jiwa yg tulus berkata:

    itu yg aku inginkan untuk generasi penerusku!!! jepang didatangi laksamana perry, restorasi meiji, percaya diri u turun dalam kancah PD II, hancur dan bangkit lagi, rrc melihat soviet kabur dari afghan dan bubar, hasilnya kurun 18thn an? jerman barat selepas PD II atau I?mungkin turki bisa jadi contoh yg lebih cocok u kita?ancaman apa yg diperlukan bangsa ini u waspada dan bangkit?aku?hahahaha

  13. sikapsamin berkata:

    inga…inga…inga…!!!

    1. NKRI kita punya spesifikasi sendiri :
    – geografis ;
    – keaneka-ragaman etnis&hayati ;
    – sejarah ;

    2. Melatih kecerdasan/ketajaman INTUITIF, agar menghasilkan keakuratan analisa.
    Sejarah panjaaang manusia membuktikan/mengatakan bahwa “Adam telah jatuh terperosok kedalam jurang yang sangat dalam, gara2 mengikuti SECOND-OPINION dari si Iblis ;

    3. Jangan se-kali2 ‘mempertuhankan’ investor. HarusdiCOUNTER dg ANALISA/KAJIAN terhadap nilai-devestingnya (nilai yang akan dikeruknya), dari bhumi pertiwi ;

    Salam…JASMERAH untuk semuanya

  14. pulang kampung berkata:

    analisa bisa lebih akurat tapi u siapa?liu bei?cao cao? sun quan? terpenting program yg berjalan tak bisa ditarik lagi silakan persiapkan ‘pertahanan’ negaramu sebaik2nya. emas bi berapa?cadangan pangan berapa? konflik dan bencana alam global adalah momentum negerimu(asal ulama jgn kalian tangkapi), program pemetaan ulang bumi menghancurkan peta nekolim telah kami mulai!

    1. sikapsamin berkata:

      @pulang kampung,
      Salam kenal…

      Mangstab abizzz bos,
      Analisa memang berusaha menjawab pertanyaan dan mengaplikasikannya.
      Dan ‘question-bank’ sangat diperlukan.

      Semoga masih cukup/semakin banyak yang “pulang kampung”…

      bhinneka tunggal esa

      bhinneka tunggal ika
      bhinneka tunggal sikep
      bakuh-kukuh-utuh…NKRI
      Nuswantara Kertagama Raharja Indah

      Salam…JASMERAH

  15. maria berkata:

    Aku suka negara Indonesia yang kaya dan Indah tapi g suka “orangnya”. Tapi raasa optimise harus selalu ada untuk Indonesia lebih maju. Ayo Indonesia

  16. حَنِيفًا berkata:

    Dasar INDON, tea atuh.. pihkiranen… 😀

Tinggalkan Komentar