Sultan Serdang agar Jadi Pahlawan

Rabu, 20 Januari 2010 | 04:16 WIB

Medan, Kompas – Sultan Serdang kelima, Sulaiman Shariful Alamshah, diusulkan menjadi pahlawan nasional. Sultan Sulaiman menjadi salah satu dari sedikit raja di Nusantara yang langsung mendukung berdirinya Republik Indonesia. Bahkan, jauh sebelum proklamasi kemerdekaan, sikap nasionalisme Sultan Sulaiman ditunjukkan ketika dia memerintahkan Istana Kerajaan Serdang dan rakyatnya mengibarkan bendera Merah Putih saat kekuasaan Belanda berakhir di tangan Jepang.

Dalam seminar pengusulan Sultan Sulaiman menjadi tokoh perintis kemerdekaan di Medan, Selasa (19/1), sosok yang lahir di Istana Darul Arif, Rantau Panjang, pada 19 Januari 1865 ini langsung diusulkan menjadi pahlawan nasional dari Sumatera Utara.

Menurut sejarawan dari Universitas Negeri Medan, Ichwan Azhari, sosok Sultan Sulaiman menjadi paling berbeda di antara raja kesultanan Melayu di pesisir Sumatera Timur.

Sultan Sulaiman dianggap sebagai raja Melayu yang berada di belakang perjuangan kaum republiken mendirikan Indonesia. Ini berbeda dengan raja Melayu di Kesultanan Deli ataupun Langkat yang menjadi tetangganya.

”Itulah mengapa saat meletus Revolusi Sosial di Sumatera Utara tahun 1946, Sultan Sulaiman justru selamat. Sultan Sulaiman menjadi salah satu raja selain Sultan Hamengku Buwono IX di Yogyakarta yang langsung menyatakan diri berada di pihak republik begitu Indonesia berdiri,” ujar Ichwan.

Bahkan, lanjut Ichwan, dibandingkan dengan dua kesultanan Melayu lainnya di Sumatera Timur, Kesultanan Serdang dianggap paling mbalelo atas kekuasaan Belanda.

”Dari semua sultan yang ada di Sumatera Utara, Sultan Sulaiman dan ayahnya, Tuanku Basharuddin Syaiful Alamshah, termasuk yang menentang kekuasaan Belanda di tengah kemakmuran yang ditawarkan,” kata Ichwan.

7 Komentar

  1. wardoyo berkata:

    Saya yakin masih banyak nama pahlawan sejati yang masih terkubur dalam sejarah. Perlawanan terhadap VOC dan Kolonialisme Belanda memenuhi halaman buku. Mudah-mudahan pengusulan Nama tertentu sebagai Pahlawan Nasional tidak terkait dengan keturunannya yang menjadi Pejabat sekarang.

  2. ABDUL AZIZ berkata:

    Assalamu’alaikum,

    Jujur saja Kang, saya baru mengenal Sultan Serdang di sini. Rasanya betul-betul buta sejarah. Terima kasih banyak atas infonya.
    Mudah-mudahan setiap orang yang berjasa untuk negeri ini dapat dikukuhkan jadi pahlawan. Tapi yang betul-betul berjasa, karena di negeri kita jumlah yang ditetapkan pemerintah menjadi pahlawan jauh lebih banyak bila dibandingkan negara-negara lain.

    Beberapa saat yang lalu ada poll tentang layak-tidaknya seorang tokoh menjadi pahlawan, ternyata lebih banyak yang tidak menyetujuinya. Walaupun tidak bisa dijadikan ukuran hasil poll itu, tapi tetap harus menjadi perhatian dalam penetapan gelar kepahlawanan tersebut.

    Terima kasih. Punten nembe tiasa ka dieu.
    Wassalam wr.wb.

  3. 'nBASIS berkata:

    Komentar pertama sangat bagus. Namun enteng-enteng jadi pahlawan terasa aneh juga.
    Habibie saat diwawancarai sebuah tv baru-baru ini menjawab “jika semua orang jadi pahlawan artinya tak ada pahlawan”. Pewawancaranya tampak kecewa karena tak menduga jawaban itu dari BJ Habibie meski yang diusulkan itu Gus Dur.

  4. itempoeti berkata:

    biar sejarah yang bicara…

  5. Baihaqi. M berkata:

    ada beberapa orang pengawal dari Sultan Sulaiman,yang katanya di angkat menjadi Sultan Muda Serdang, Karena behubung anak sultan masi terlalu kecil untuk di angkat menjadi Sultan. Apa itu benar..?

  6. Kris berkata:

    saya benar benar tidak mengenal orang ini,, bahkan yang mengejutkan sekali timbul pula isu akan di berikan nya nama ini sebagai bandar udara medan yang baru,, ironis nya masih banyak pahlawan yang lebih di kenal namun tidak d beri penghargaan,, intinya pemberiaan naman pahlawan sekarang pasti berhubnungan dengan keturunan nya yang sedang berkecimpung di dunia politik dan pemerintah

  7. Barnes berkata:

    Skrg dimana sultan serdang bertempat??

Tinggalkan Komentar