Peran Sentral Intelijen Negara

Oleh AM Hendropriyono Dalam pandangan umum, intelijen dan sejarah adalah dua hal berbeda. Namun sesungguhnya tidaklah demikian. Operasi intelijen asing yang melakukan infiltrasi ke dalam kehidupan berbangsa kita, kemudian ditangkal oleh aparat intelijen kita, seperti pada PRRI/Permesta, adalah bagian sejarah nasional kita. Begitu juga dari pemberontakan DI/TII yang sempat merebak di berbagai daerah, tidak hanyaLanjutkan membaca “Peran Sentral Intelijen Negara”

Negara Ketakutan

Negara Lemah Dalam suatu negara lemah, kebijakan politik yang diambil terkondisikan oleh instabilitas politik, krisis legitimasi, lemahnya identitas nasional, tidak berfungsinya institusi sosial politik, kemiskinan ekonomi dan sangat rentan terhadap tekanan-tekanan eksternal. Muculnya teror bom yang membuat ketakutan di masyarakat semakin menegaskan bahwa negara lemah dalam menjaga keamanan rakyatnya.“Negara lemah, saya kira itu poinnya,” singkatLanjutkan membaca “Negara Ketakutan”

Si Vis Pacem Para Bellum

Jika kita membaca baik-baik sejarah umat manusia, sukar bagi kita untuk mengambil kesimpulan, apakah keadaan normal itu adalah perdamaian dengan perang sebagai selingan dari keadaan damai itu, ataukah keadaan normal itu adalah perang dengan keadaan damai sebagai selingan dari peperangan. Perang dan damai merupakan suatu kenyataan riil yang tidak dapat dibantah atau dihindari, dan merupakanLanjutkan membaca “Si Vis Pacem Para Bellum”

Inside Indonesia’s War on Terror

Sebelum ada Densus 88, ada orang terkenal di sini. Namanya Sydney Jones. Kini ada orang yang menggantikan posisi “agen asing” Sydney Jones itu di Indonesia. Tugasnya kurang lebih seolah menjustifikasi semua detil-detil “perang” dan tindakan-tindakan repressif itu.  Nasir Abbas dan Al-Chaidar. Tulisan diatas adalah catatan atau notes dari nBasis Jaringan di jejaring FB yang selengkapnyaLanjutkan membaca “Inside Indonesia’s War on Terror”