Anugrah Gelar Pahlawan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan gelar pahlawan nasional tiga orang tokoh nasional. Selain itu, presiden juga memberikan piagam dan tanda kehormatan sejumlah tokoh lainya.

Penganugerahan berlangsung di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (09/11) sekitar pukul 10.00 WIB. Karena semua yang mendapatkan penghargaan telah meninggal dunia, para keluargalah yang mewakili untuk mendapatkan penghargaan.

Pemberian anugerah itu berdasar pada Keputusan Presiden RI 058/TK/Tahun 2009 tertanggal 6 November 2009. Anugerah itu diberikan kepada :
Gelar Pahlawan Nasional

  1. Almarhum Laksamana Muda TNI Purn Jahja Daniel Dharma (John Lie).
  2. Almarhum Prof Dr Herman Johanes
  3. Almarhum Prof Mr Achmad Subardjo.

Bintang Mahaputera Adi Pradana

  1. Almarhum Laksamana Muda TNI Purn Jahja daniel Dharma
  2. Almarhum KH Ahmad Sanusi,
  3. Almarhum Mr Sutan Muhammad Amin
  4. Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin
  5. Sri Susuhunan Pakubuwono.

Bintang Mahaputera Nararya diberikan kepada almarhum Ir Herdi Kartowisastro.

Bintang Jasa Utama diberikan kepada almarhum Gortap Sitompul dan almarhum Frans Mendur serta almarhum Alex Mendur.

Bintang Budaya Parama Dharma diberikan kepada almarhum H Usmar Ismail dan almarhum Dr RM Saptohoedojo.

sumber berita tempo

Perputaran roda zaman telah menggilas makna pahlawan dalam arti yang sesungguhnya. Saat zaman perang, arti pahlawan adalah orang yang berjasa kepada tanah air dalam berjuang untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan

Pahlawan adalah manusia dengan kapasitas terbatas yang menjalani hidupnya dengan cemerlang. Pergulatan hidupnya di tengah alam, lingkungan dan orang-orang ‘kecil’ yang pendidikan dan sosialisasinya terbatas, tapi ia mampu lahir sebagai manusia yang berarti bagi kehidupan orang lain.

Setiap orang pasti mati

sebagian mati sebagai pengecut
sebagian mati sebagai pengkhianat
sebagian mati demi keserakahan
sebagian mati untuk kesalahan orang lain
sebagian mati tua tanpa pernah berbuat apa-apa

hanya sebagian kecil mati sebagai pemberani
berjuang untuk kebenaran yang diyakini

Tidak setiap hari orang punya kesempatan mati sebagai pahlawan
kami bangga, mati hari ini ..

16 Komentar

  1. sunflo berkata:

    pahlawan bukanlah gelar eksklusif untuk orang2 tertentu, semua orang berhak menyandang gelar pahlawan, walaupun dia hanyalah seorang tukang becak, tukang sampah, yang jauh dari gelar2 akademik atau kemiliteran…mereka adalah pahlawan bagi keluarganya…
    btw…besok hari pahlawan yaaa… mmmm…masihkan insan2 indonesia saat ini mewarisi jiwa kepahlawanan mereka yg telah gugur dan berjuang tuk eksisnya bangsa ini??

  2. alamendah berkata:

    Pahlawan bukanlah gelar untuk dikejar. Tetapi pahlawan adalah penghargaan dari kita yang berharap dapat mengambil teladan dari padanya.

  3. alamendah berkata:

    (maaf) izin mengamankan KEDUA dulu. Boleh kan?!
    komen saya hilang?
    Bebaskaaaaaaan!!!

    —————–
    Kopral Cepot : Dah bebas uy he he he 😉

  4. dedekusn berkata:

    Kunjungan malam kang, Damang?

    1. dedekusn berkata:

      Pahlawan…
      pahlawan adalah…
      No komen kang, postingannya emang keren 🙂

    2. kopral cepot berkata:

      sae Alhamdulillah 😉

  5. nusantaraku berkata:

    Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya
    —Bung Karno – Pidato Hari Pahlawan 10 Nop. 1961—

    —————-
    Kopral Cepot : Siap grak!!

  6. bri berkata:

    salam pagii kang selamat pagii kangcepot
    lapoor komandan kalau sekarang hari pahlawan^^
    selamat memperingatinya
    dan semoga pahlawan2 indonesia mendapatkan tempat yg baik disisiNYA
    dan semoga generasi peneruus bisa mencontohnya..amiin
    bri MEMBARA..CIIAT…

    ————–
    Kopral Cepot : Bri_, berprestasi adalah spirit dr para pahlawan.. Bri MEMBARA wokeh 😉

  7. wardoyo berkata:

    Bentuk penghargaan yang berarti. Semoga para demonstran masa kini masuk daftar “pahlawan” di Indonesia masa depan …

    ————–
    Kopral Cepot : akan sepi suatu zaman tanpa ada pahlawan

  8. Elang berkata:

    Kopral, dengan keadaan kita seperti ini. Tekanan hidup makin kuat, hampir segala sesuatu dihargai dengan uang, serba materialisme.

    Di mana wanita-wanita yang mau melahirkan para pahlawan?
    Ke mana para wanita yang mau mendidik orang-orang hebat?
    Apakah akan lahir orang-orang besar?

    Semua ingin menjadi pahlawan… Berapa pahlawankah yang sanggup tertampung di dunia?
    Dalam lautan waktu, manusia terombang-ambing, berharap menjadi gelombang… atau hanya menanti menjadi gelembung.
    Siapa yang bisa menentukannya?

    “Kaum muslimin di Indonesia, adalah cucu-cucu keturunan para da’i ulama dari poros Khilafah Islamiyah, keturunan para sultan pemberani yang dengan kekuatan aqidahnya mampu mengganti sistem kerajaan Hindu-Budha menjadi kesultanan Islam yang mulia, anak cucu Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanudin, Tuanku Imam Bonjol, dan para pejuang pembela Islam mulai dari Sabang hingga merauke yang bahagia gugur sebagai syuhada. Semoga doa dan harapan para ulama dan pejuang terdahulu mulai tumbuh, bersemi dan terkabul pada generasi saat ini”.

    ————-
    Kopral Cepot : Optimislah kawan, bukankah revolusi dan evolusi itu suatu yg berbarengan …

  9. sikapsamin berkata:

    10-Nopember 1945, seorang Pemuda bernama BUNG TOMO telah menyalakan API SEMANGAT KEPAHLAWANAN, membangun KESATUAN-TEKAD dalam bingkai BHINNEKA TUNGGAL IKA, mendobrak mengusir para penjajah MEREBUT KEDAULATAN BANGSA…

    Kini mari kita Kobarkan Kembali API SEMANGAT KEPAHLAWANAN, MENGUSIR/MEMBERSIHKAN BHUMI-NKRI Dari semua anasir “PEMBALAK/TERORIST MULTI-DIMENSI”

    Salam… API SEMANGAT KEPAHLAWANAN

    ———-
    Kopral Cepot : Salam 😉

  10. ruanghatiberbagi berkata:

    mari kita kembali belajar untuk memiliki semangat kepahlawanan bukan merayakan hari pahlawan sekedar seremonial , tanpa ruh…. MERDEKA !!!!!!

    ———–
    Kopral Cepot : MERDEKA !!!!!

  11. sedjatee berkata:

    selamat buat para pahlawan… semoga bangsa ini bisa lebih menghargai para pahlawannya… salam pahlawan…

    sedj

    ———–
    Kopral Cepot : Yang belum ada itu pahlawan blogger .. semoga kedepan ada 😉

  12. ABDUL AZIZ berkata:

    Assalamu’alaikum,

    1. Kang lomba resensi itu bagaimana, ikut ?
    2. Kang, rame-rame katanya KH Ahmad Sanusi akan dianugerhi Pahlawan Nasional, tapi teu cios. Ku naon nya urang Sunda mah hararese jadi Pahlawan nasional teh ?
    3. Kang, kemarin Adian Husaini (DDII / MUI ) menggugat mengapa tidak ada Hari Tjoet Njak Dien ?. Katanya pelajaran sejarah kita banyak yang menjauhkan anak-anak dari pejuang-pejuang Islam . Kumaha yeuh, Akang kan banyak menyelami sejarah.
    $ Terima kasih. Nuhun pisan.

    Wassalamu’alaikum,

    ——————
    Kopral Cepot : Lomba resensi mah kanggo budak ngora .. isin abdimah margi nu ngayakeuna oge rerencangan 😉 .. perkawis Pahlawan mah pan di bagi tilu bagian (1) Aya Pahlawan Islam (2) Aya Pahlawan Nasionalis sareng (3) Aya Pahlawan Sosialis, janten teu kedah gugat menggugat .. urang hargaan wae sadayana .. he he he 😉 Wassalam

  13. casrudi berkata:

    Euleuh, iraha atuh kang Kopral digelari pahlawan nasional?… kahoyong mah danget ayeuna pas masih jagjag belejag nya… 😀

    manawi kabar Kang Haniifa tos terang teu acan?

  14. BaNi MusTajaB berkata:

    Kita dapat mengambil pelajaran dari siapapun yang mendapat anugerah gelar tersebut.

Tinggalkan Komentar