History Quotient

MENJADI MANUSIA CERDAS DENGAN BELAJAR SEJARAH

Insya Allah ini adalah proyek sang pembelajar, untuk menjadikan peristiwa-peristiwa sejarah sebagai bahan pembelajaran meningkatkan kecerdasan menjadi manusia unggul yang memiliki karakter “MIKIR- DZIKIR-NGUKIR”. Upaya bertahap bagi lahirnya “HQ : History Quotient” sebuah metode peningkatan kecerdasan.

Update tulisan :

  1. Trilogi Serbasejarah
  2. Biar Sejarah yang Bicara
  3. miKIR Euy
  4. HQ: Belajar Sejarah itu Mencerdaskan
  5. HQ : Menjadi Cerdas Berkualitas dengan SEJARAH
  6. HQ : Metode IBROH untuk Melejitkan Kecerdasan
  7. JIWA Sejarah
  8. Jejak Sejarah
  9. Identitas Sejarah
  10. Wajah Sejarah
  11. Aksi Sejarah

Kritik dan saran kami tunggu dan moga-moga bisa bermanfaat bagi “mencerdaskan kehidupan bangsa” karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai SEJARAH dan mau belajar dari  SEJARAH.

17 Komentar

  1. majorprad berkata:

    Sejarah, standar kebenaran, dan sudut pandang orang yang berlainan membuat history menjadi his story. Dan sejarah pun menjadi berat sebelah bagi sebagian orang yang membacanya. History Quotient merupakan pencerahan untuk bisa mendamaikan perselisihan di atas. (sebuah pengharapan dari saya yang curiosity nya berlebihan)

    salam membaca dan merdeka!

    1. Usup Supriyadi berkata:

      untuk itulah (fakta) sejarah harus diungkap dengan tinta emas berlapis kejujuran, bukan dengan tinta hitam yang sarat kepentingan!

  2. krupukcair berkata:

    sejarah adalah hal yang tak patut untuk di lupakan 👿

  3. Peter Paripurna berkata:

    JANGAN SEKALI-KALI MENINGGALKAN SEJARAH!

    JASMERAH, 17 AGUSTUS 1966

    SOEKARNO

    Peter Paripurna

    http://www.priaparipurna.wordpress.com

  4. Ping-balik: Sejarah « Awamologi
  5. ghiyats berkata:

    numpang lewat..

  6. Jalmi Laip berkata:

    Assalamu’alaikum,
    Kehidupan adalah sejarah. Mempelajarinya merupakan kewajiban. Al Quran dan hadis banyak sekali memuat sejarah sebagai sebagai sebuah pembelajaran hidup.

    Menarik sekali Kang., serbasejarahnya.
    Kapan-kapan nganjang ka padumukan. saya menyajikan tanya jawab keagamaan dari beberapa ulama.

    Hatur nuhun pisan.

    1. Usup Supriyadi berkata:

      Wa’alaikumussalaam

      Benar, orang belajar sejarah bukan sekadar untuk pintar tahu, tapi bagaimana bisa memilih sikap kedepannya, jika memang itu sejarah buruk maka sebisa mungkin hindari sebab-sebab yang akan mengulang keburukan tersebut dimasa mendatang begitupun sebaliknya.

      insya Allah, entar mampir *halah kok malah saya yang njawab* punten ah…

  7. Rani fitriyani berkata:

    saya tunggu ya informasi yang baru nya…

  8. Edi Zubaedi berkata:

    kang saya mo sertifikasi ni 2012, saya guru ips<tpi sy mo ambil kelas sejarah aja ah da menarik, cuma sy bingung harus mempelajari sejarah darimana dulu? yg tentunya berkaitan dg kurikulum sltp. makasih ya kang,ditunggu sarannya.

    ————-
    Kopral Cepot : Yang jadi problem di sekolah baik sltp atau sma adalah metode pembelajaran… keluhannya sederhana yaitu minat anak2 untuk belajar sejarah itu minim alias jadi mata pelajaran yang “tidak disukai”.. jadi tatangannya adalah gimana membuat metode pembelajaran sejarah yang diminati siswa. Belajar sejarah dari asalnya membaca atau mendengar menjadi melihat seperti menayangkan audio visual mungkin lebih menarik. Mengumpulkan peristiwa2 sejarah yang bisa di donlot youtube lalu menyatukannya dalam satu rangkaian pelajaran mungkin menjadi alternatif metode pembelajaran .. *ide lain nyusul yah …

    1. abdi berkata:

      setahoe saja, peladjaran sedjarah dari moelai tingkat sekolah dasar sampai koeliahan, 99% masih dipandang sebagai peladjaran memboesankan karena selain metode pembeladjarannja jang monoton & cenderoeng CBSA (batja: Cul Budak Sina Anteng), *sisanja jang 1% menarik oentoek ditinggalkan. kontennja poen tak obahnja sebagai dongeng (batja: ngaboboDO boedak ceNGENG). ini tantangan pertama bagi para goeroe peladjaran sedjarah. tantangan kedoeanja adalah menghantarkan para siswa onteok mengerti sedjarah jang sesoenggoehnja serta bersikap netral (tanpa paksaan) terhadap fakta-fakta sedjarah –teroetama sedjarah bangsanja sendiri-.
      moedah-moedahan dengan sama-sama beladjar tambahan di sitoes ini, kita bisa lebih terbantoe oentok merekonstruksi sedjarah jang sebenarnja, kemoedian menjadjikan sedjarah sebagai konsoemsi jang “bergizi” bagi para siswa kita, sehingga mereka bisa mendjadi lebih “tjerdas” dengan sedjarah.

  9. abdi berkata:

    hanja oerang-orang bodoh (batja: tjelenoe) jang menjeboetkan sedjarah itoe sebagai peladjaran sampah jang tiada berharga (terlebih sedjarah islam fii indonesia) sehingga tidak oesah dipeladjari. padahal kalaoe dia maoe merenoengkjanja lebih dalam, maka dia akan tahoe, bahwa sedjarahlah jang memaksanja oentoek berpendapat seperti itoe. dengan kata lain, dia produk sedjarah jang salah (bikinan thogoet la’natoelloh).

    kang kopral, i’m on you… kemon kang!!! hehehehe… 😀

  10. mari kita belajar sejarah 😀

  11. Museum Biografi berkata:

    bangsa yang beradab adalah bangsa yang menghargai pahlawan dan sejarahnya !!!

    http://museumbiografi.blogspot.com/

  12. Deandre berkata:

    Keep it coming, wriesrt, this is good stuff.

  13. ree berkata:

    sejalan searah

  14. tabunny jhon papua berkata:

    I LOVE HISTORY
    Thanks yang membuat blog ini, kiranya TUHAN Memberkati

Tinggalkan Komentar