Berpolitik Dengan Gagasan

Judul di atas “berpolitik dengan gagasan” adalah judul yang saya temukan dari tulisan Bung Anas Urbaningrum sebelum di daulat jadi Ketua Umum Partai Demokrat. Pertengahan bulan Mei 2010 yang saya temukan di politikana.com dalam judul “Membangun Budaya Demokrasi”, yang disampaikan beliau pada saat pidato kebudayaan jelang pencalonannya sebagai salah satu kandidat calon ketua umum. Setelah itu saya tidak menemukan kembali tulisan-tulisannya baik di politikana.com, kompasiana.com bahkan di web pribadinya bunganas.com. Dan yang mengherankan di bunganas.com yang dulu saya temukan tulisan-tulisan yang sedikit banyaknya menginspirasi, tapi kini halamannya entah kenapa kosong molongpong. Arsip tulisan dan berita tentang Anas Urbaningrum paling saya jumpai di bunganas.blogspot.com yang update sampai september 2010, terus di bunganas.multiply.com juga update sampai september 2010.

Kemana tulisan-tulisan Bung Anas ? kemana gagasan-gagasan politikus muda? kemana gagasan-gagasan berpolitik yang beliau tawarkan buat menginspirasi kaum muda untuk berkiprah bagi perubahan bangsa Indonesia?… kemana… kemana… kemana… *ayu ting2 mode on 😛

“Bagi kaum muda, ketika sudah memilih sesuatu maka bertanggung jawab penuh terhadap pilihannya itu dengan tekun, dengan serius, dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab”. (Anas Urbaningrum dalam Sang Pendobrak)

Teringat pada apa yang menjadi “ayat-ayat Mbak Najwa” dalam “Mata Najwa” edisi “Sang Pendobrak”, dalam ayatnya yang keenam, Mbak Najwa bilang : “Kita menunggu sang pendobrak yang bukan dengan gagah mendobrak meja atau pintu tapi yang benar-benar berani mendobrak korupsi. Ayat Mbak Najwa ini mungkin sekarang menjadi sebuah ekspektasi yang berlebihan atau setidaknya masih sebuah angan-angan yang panjang bila itu dilekatkan pada politikus muda yang lagi duduk di senayan.

Berpolitik dengan gagasan … tak cukup mapan di pajang dalam etalase demokrazy yang beralaskan guntingan uang recehan. Gagasan hanya ada pada orang-orang pengangguran atau orang yang terlalu banyak waktu luang sehingga menawarkan banyak ocehan di ruang fesbukan, twiteran atau blog-blogan (seperti saya 😉 ). Dimana gagasan-gagasan para elite politik yang berseliweran di etalase tivi kelas gosipan, dimana gagasan-gagasan yang ditawarkan oleh para pengamat yang panen mejeng di talkshow selebritian… dimana… dimana…dimana… *ayu ting2 mode on lagie 😀

Lebih lanjut dari berpolitik dengan gagasan adalah “berpolitik dengan tindakan.” Pilihan saya masuk ke dalam partai politik adalah untuk mewujudkan dan mendialogkan gagasan-gagasan saya. Dalam konteks berikhtiar dan berkontribusi bagi bangsa, saya melihat politik merupakan sarana pengabdian yang paling efektif dalam mewujudkan gagasan-gagasan saya. (Anas Urbaningrum dalam “Membangun Budaya Demokrasi”)

Adakah yang masih percaya? saya tidak tau… hanya saja ide gagasan tentang “berpolitik dengan gagasan” yang terinspirasi dari Ali Sha’riati, itu pula yang menginspirasi saya, tukang ngarang, dan mungkin banyak yang lainnya sepakat bahwa “gagasan yang membawa pada perubahan”. Anas bilang:

” Ketika saya sedang merenung untuk mengambil keputusan masuk partai politik, saya teringat akan rumusan dua orang pemikir politik. “rausyan fikr” yang disampaikan oleh Ali Shariati. Menurut Shariati, rausyan fikr adalah orang yang sadar akan keadaan manusia (human condition) di masanya, serta setting kesejarahan dan kemasyarakatannya. Ia menerima rasa tanggung jawab sosial. Rausyan fikr mampu menumbuhkan rasa tangungjawab dan kesadaran untuk memberi arahan.(Anas Urbaningrum dalam “Membangun Budaya Demokrasi”)

Tapi betulkah “politik gagasan” bisa dijual di sistem kepartaian yang masih mendewakan “dollar” ???. Saya kira Ali Shari’ati tidak pernah menawarkan gagasannya dengan menjadi ketua partai 😉 …… Ingat apa yang jadi pesan Nabi : “sampaikan gagasan itu dengan tangan, kalau tidak mampu maka sampaikan dengan mulut dan kalau tidak mampu maka laksanakanlah sendiri!!”

Pidato ini saya cetak menjadi buku sederhana untuk melanjutkan tradisi berwacana yang sudah lama dijalankan oleh para founding fathers bangsa ini, Bung Karno, Bung Hatta, Sjahrir, para pemikir seperti Tan Malaka, Soedjatmoko, bahkan Kartini, yang menuangkan pemikirannya melalui korespondensi.

Pada waktu itu mereka menggunakan surat menyurat dan forum-forum diskusi. Jaman sekarang, selain saya cetak menjadi buku sederhana, tulisan ini akan saya posting di blog saya http://www.bunganas.com dan diskusi dapat kita lanjutkan lewat Facebook dan twitter. Berbagi layaknya founding fathers kita dalam perangkat jaman yang berbeda.

Inilah inspirasi mengapa saya dengan penuh kerendahan hati mengundang kehadiran Bapak, Ibu dan Saudara dan Sahabat sekalian, untuk memperkuat tradisi berpolitik dengan gagasan dan menggunakan kesempatan berkumpul yang sangat membahagiakan ini untuk berbagi tentang gagasan-gagasan politik saya.(Anas Urbaningrum dalam “Membangun Budaya Demokrasi”)

Kemana tulisan-tulisan mu Bung Anas ??

13 Komentar

  1. Noer berkata:

    Jd ngingetin sama ungkapan Lord Acton yg mengatakan bahwa “kekuasaan itu cenderung corrupt”. Karena ini, seringkali “Upaya mencapai kekuasaan itu sendiri juga cenderung corrupt”…

    ————-
    Kopral Cepot : Betul skali … setubuh 😉

  2. iwan berkata:

    Semacam ada kepribadian ganda; satu menginginkan perubahan, satu lagi menikmati korupsi. Dua-duanya saling bertentangan, tak mungkin disatukan. Tapi mengapa bisa berkumpul pada satu orang? I don’t know. Ini mungkin lebih dari sekedar ketidakkonsistenan atau kemunafikan. Jelas Anas sudah sangat tahu praktek koruptif di tubuh partai politik. Dia tahu bagaimana hendak masuk ke kekuasaan ini. Kekuasaan yang curang, tentu didirikan atas jalan yang curang juga. Pasti dia -dan juga Andi Nurpati- sangat tahu soal kecurangan di KPU, jauh sebelum dia main di pemilihan Demokrat. Atau mgk saja kita bisa telusuri bagaimana sebelumnya dia menjadi anggota KPU, menjadi ketua sebuah organisasi kemahasiswaan besar dst.

    Anas is not clean. Tapi siapakah sekarang yang tidak korupsi? Apakah hanya seorang Soesilo Bambang Yudhoyono?

    ——-
    Kopral Cepot : Soesilo Bambang Yudhoyono itu orang baek.. jd cara korupsinya juga bakal baek-baek 😆

  3. toko baju wanita berkata:

    nice post,friend…salam kenal dan sukses slalu ya

    ———-
    Kopral Cepot : Salam kenal kembali n sukses

  4. gogo berkata:

    klo sudah berkuasa.. godaan memang sungguh tak tertahankan,,

    tak ad yg sempurna..

    ———–
    Kopral Cepot : Betul .. betul… betul 😉

  5. atmokanjeng berkata:

    DEMOKRASI mempunyai kebenaran sendiri. Barangkali ketidakkonsistenan adalah cara yang dibolehkan untuk mencapai tingkat yang lain… yang niatnya kalau sudah jadi pemimpin bakal memimpin dengan baik…. barangkali ya mas…. 😛

  6. pada detik – menit -pukul -hari ini 18 pebruari 2012 , saya ikuti perkembangan terakhir dari partai politik public figure artikel diatas yang nota bene personil2 yang ada disekitarnya dahulu sebelum pemilihan dan sebelum menjadi ketua umum sebagian besar menjadi tersangka bahkan sudah ada yang masuk hotel terpedoProdeo ( semua sudah tahu dan menjadi rahasia umum tentang politisi kita mulai tingkat kota/kabupaten sampai pusat – DPR kebanyakan masuk hotel karena KORUPSI ). dan saya ingat betul dalam suatu interview salah satu televisi swasta bagaimana sang public figure artikel diatas dengan lantang mengesampingkan pesaingnya sosok ” DARI PEMIMPIN YANG KARBITAN ” yang lain dengan dirinya yang tentu saja bukan karbitan alias berpengalaman – banyak makan asam garamnya politik – atau layak untuk dipilih. pada sa’at ini menurut berita terkini (internet-koran-televisi) kedudukanya bagai telur diujung tanduk. benang merahnya sekarang ini adalah waktu dus waktu setali tiga uang dengan sejarah. memang vonis hakim belum dijatuhkan atau kebijaksana’an sang pembina belum turun atau vonis dari masyarakat dan rakyat belum ada. mari kita tunggu dari perjalanan waktu yang setali tiga uang dengan sejarah tadi. politik yang bergagasan akankah hanyut terbawa aliran mata uang rupiah-dolar-euro yang bernama CORUPT DAN AKANKAH SANG PUBLIC FIGURE BISA MEMBENDUNG SEJARAH sekali lagi bisakah membendung sejarah !! ( mantan wartawan kampus : doktertoeloes malang).

  7. doktertoeloes berkata:

    MAKSUD SAYA ADALAH ” HOTEL PRODEO ” BUKAN TERPEDO , MA’AF YAA
    A’A KOPRAL SO’ALNYA MENGGEBU-GEBU NIH KALAU MENDENGAR YANG
    NAMANYA K O R U P S I GEREGETAN SEKALI !!

  8. arif berkata:

    barusan berkunjung ke bunganas.com, webnya masih update. tapi seiring dengan kasus wisma atlet, dulu saya cukup mengidolakan bung anas sebagai sosok muda berpolitik dengan baik, tapi sekarang semua itu dipertanyakan

    ———–
    Kopral Cepot : Iya… sepertinya sekarang webnyah baikan lagi 😉

  9. mulia berkata:

    baca baca sejarah di serbasejarah ini memang sangat simpel, enak dicerna.. semoga jadi terus menerus ingin selalui membacanya serta menghayati isi sejarahnya. makasih atas dimuatnya koment ini dan salam kenal buat mas kopral cepot… wswrwb.

    ————
    Kopral Cepot : Salam kenal kembali buat mas mulia… moga bisa belajar bareng disini dan jangan sungkan2 buat berkomentar apa saja 😉

  10. ini bukan kisah pensiun muda.
    Indonesia cukup toleran untuk bangkitnya kembali Anas.
    ha ha

    ————-
    Kopral Cepot : Iyah… di negeri dua musim yang kini tak pasti… kadang dipuja dibangga … kadang dicerca di hina… dan setelah itu lupa 😆

  11. Jalmi Laip berkata:

    Anas sebagai mantan Ketua Umum PB HMI , ia banyak diharapkan dapat menjadi sosok negarawan, tapi ia lebih memilih kekuasaan dan masuk lingkaran SBY

  12. dalam berkata:

    maling tdak akan teriak maling.. 🙂
    kopral cepot.. koq aku benci ma demokrasi indonesia ya… tpi ketika ada yang tanya kenapa, aku bingung menjelaskannya,,,

  13. masih usia muda , potensial dan mempunyai masa depan karier politik yang cemerlang ( kok tidak belajar dari pengalaman orang2 sebelumnya misal gus dur alm dengan buloggate nya atau bisa jadi level internasional nixon gengan skandal watergate nya dan lain2nya seabreg ) tergelincir karena perso’alan FULUS – ini bagaimana bung kopral ?

Tinggalkan Komentar