Sumpah Palapa tidak Terlaksana

Oleh Uu Rukmana PERISTIWA Bubat menyisakan kenangan memilukan dan dianggap sebagai mimpi buruk orang Sunda. Tentang hal ini agaknya kita semua sepakat bahwa sekitar tujuh abad yang lampau, telah terjadi kisah tragis. Prabu Linggabuana dan putrinya Citraresmi beserta para pengiringnya gugur di suatu tempat bernama Bubat, sebagai konsekuensi dari upaya mempertahankan martabat dan harga diri.Lanjutkan membaca “Sumpah Palapa tidak Terlaksana”

Melanjutkan Perspektif Tragedi Bubat

Tulisan Sebelumnya : Biarkan “Perang Bubat” Berlanjut Perlukah Tragedi Bubat Difilmkan Tragedi Bubat Dalam Perspektif Jawa Timur Oleh : Agus Sunyoto, pengajar di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya Malang Peristiwa pertempuran Bubat yang terjadi sekitar 650 tahun silam adalah peristiwa sejarah yang paling menarik untuk dikaji. Pasalnya, peristiwa yang menyisakan dendam kolektif itu tidakLanjutkan membaca “Melanjutkan Perspektif Tragedi Bubat”

Perlukah Tragedi Bubat Difilmkan?

Oleh : Prof. Dr. H. Dadan Wildan, Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara RI Siapa pun, terutama orang Sunda, sepakat bahwa Tragedi Bubat merupakan peristiwa sejarah yang sangat menarik, bukan hanya dari sudut pandang sejarah, melainkan juga sastra. Apalagi, jika diangkat ke layar lebar, lebih seru. Dari sisi sejarah menarik karena faktanya melibatkan dua kerajaan besarLanjutkan membaca “Perlukah Tragedi Bubat Difilmkan?”

Biarkan “Perang Bubat” Berlanjut

UMUMNYA sejarah “Perang Bubat” yang diungkapkan dalam bentuk novel atau prosa liris, hampir sama, menceritakan tentang gagalnya pernikahan Dyah Pitaloka (Citraresmi) dengan Hayam Wuruk akibat pengkhianatan Mahapatih Gajah Mada. Tokoh Gajah Mada menjadi sosok yang dibenci urang Sunda karena Gajah Mada dianggap berkhianat kepada rajanya, Prabu Hayam Wuruk. Dengan tipu daya untuk menyulut amarah Linggabuwana,Lanjutkan membaca “Biarkan “Perang Bubat” Berlanjut”