oleh Cin Pratipa Hapsarin Peran Dewan Sembilan dalam menegakkan kerajaan Islam pertama di Jawa sangatlah besar. Banyak berita simpang siur mengenai keberadaan mereka, asal mula mereka, wilayah kerja, ‘keajaiban-keajaiban’ yang mereka ciptakan bahkan termasuk benar ada atau tidaknya mereka. Wali Sanga adalah kelompok syiar – dakwah Islam (Mubaligh) yang kerap juga disebut dengan Walilullah atauLanjutkan membaca “Peran dan Kedudukan (Dewan) Wali Sanga”
Arsip Kategori:Sejarah Wali Songo
SEKELUMIT KISAH SUNAN KAJENAR atau SYEH SITI JENAR (Bagian : 5/Habis)
Oleh : Damar Shashangka Kekhalifahan pertama Jawa, yang selama ini dicita-citakan oleh Kaum Putihan berhasil berdiri. Raden Patah atau Tan Eng Hwat dikukuhkan sebagai khalifah pertama Demak Bintara dengan gelar Sultan Syah ‘Alam Akbar Jiem-Boenningrat ( Nama Jiem-Boen, adalah nama China. Saya belum tahu pasti darimana dan mengapa nama itu diambil. : Damar Shashangka )Lanjutkan membaca “SEKELUMIT KISAH SUNAN KAJENAR atau SYEH SITI JENAR (Bagian : 5/Habis)”
SEKELUMIT KISAH SUNAN KAJENAR atau SYEH SITI JENAR (Bagian : 4)
Oleh : Damar Shashangka Syeh Siti Jenar, kini telah menjadi semacam duri dalam daging bagi Dewan Wali Sangha. Sebuah duri ditengah berkobarnya semangat kekhalifahan. Sebuah obsesi Kaum Putihan untuk mendirikan bentuk pemerintahan Islam pertama di Jawa. Suatu Kekhalifahan yang menurut mereka bakal menjadi lebih besar gaungnya daripada Kekhalifahan Malaka( yang berdiri -/+ 1400 M) maupunLanjutkan membaca “SEKELUMIT KISAH SUNAN KAJENAR atau SYEH SITI JENAR (Bagian : 4)”
SEKELUMIT KISAH SUNAN KAJENAR atau SYEH SITI JENAR (Bagian : 3)
Oleh : Damar Shashangka Ucapan Syeh Siti Jenar sangat besar dampaknya bagi image beliau. Kubu PUTIHAN semakin getol menghakimi kubu ABANGAN. Sesungguhnya memang apa yang diucapkan beliau, terlalu tinggi untuk didengar oleh mereka-mereka yang baru saja mengenal spiritualitas. Namun, pada hakikatnya, memang benarlah apa yang beliau ucapkan. Siapakah DIA YANG TAK TERBAYANGKAN itu? Siapakah RUHLanjutkan membaca “SEKELUMIT KISAH SUNAN KAJENAR atau SYEH SITI JENAR (Bagian : 3)”