Amanat Tjokroaminoto Kepada Anaknya

Suatu hari di tahun 1945, datanglah beberapa orang yang tergolong ‘Ulama ke rumah Anwar Tjokroaminoto (Anak kedua dari H.O.S Tjokroaminoto). Salah seorang diantara mereka itu bertanya : “Adakah almarhum mempunyai peninggalan kepada saudara ?”. Anwar Tjokroaminoto menjawab : “ Ada, tetapi apa maksud saudara bertanya demikian?” “Kalau ada, sebenarnya mengherankan kami sebab kami tidak pernahLanjutkan membaca “Amanat Tjokroaminoto Kepada Anaknya”

[API SEJARAH] Pengaruh Kebangkitan Islam di Indonesia (I)

Pasar Sebagai Gerbang Islamisasi Indonesia DUNIA di kejutkan dengan turunnya wahyu Allah yang disampaikan Malaikat Jibril as kepada seorang yang berprofesi wirausahawan, Muhammad. Beliau pun berubah statusnya menjadi Rasulullah – Utusan Allah. Sebuah wahyu yang memberikan ajaran bagaimana caranya untuk mencapai Islam yang berarti selamat dan menjadikan diri sebagai Muslim yang berarti menyerahkan kehendak diriLanjutkan membaca “[API SEJARAH] Pengaruh Kebangkitan Islam di Indonesia (I)”

HOS Tjokroaminoto Menurut Mohamad Roem

Pak Tjokro yang penulis ingat senantiasa memakai pakaian Jawa tradisionil. Blankon, jas tutup, kain panjang dan sandal. Saudara Anwar Tjokroaminoto baru-baru ini menerangkan kepada penulis, bahwa ia pun hanya ingat ayahnya memakai pakaian itu. Perkenalan kami, pemuda Islam terpelajar yang tergabung dalam Young Islamieten Bond (Serikat Pemuda Islam), dengan Pak Tjokro mulai di tahun 1925,Lanjutkan membaca “HOS Tjokroaminoto Menurut Mohamad Roem”

Yang Tersisa Dalam Cerita

Sardjono Kartosoewirjo, putra bungsu Kartosoewirjo. Saat ayahandanya ditangkap Kodam Siliwangi, Sardjono berusia 5 tahun. Setelah beranjak dewasa ia cukup banyak tahu tentang gerakan NII. Maklum kedua kakaknya, Dodo Muhamad Darda dan Rahmat Tahmid Basuki adalah termasuk anggota DI/TII yang masih terus bergerak pasca meninggalnya Kartosoewirjo. Sardjono sekarang aktif di Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB), wadahLanjutkan membaca “Yang Tersisa Dalam Cerita”