BAB XVI
MENJAKSIKAN KEKOEASAAN ALLAH
Sebeloem meneroeskan oeraian ringkas daripada perdjalanan soetji ini selan-djoetnja, baiklah dioeraikan di sini, bahwa selama dalam perdjalanan soetji terseboet, Rasoeloellah Clm. berkesempatan melihat dan menjaksikan beberapa tanda-tanda kekoe-asaan Allah. Ialah petoendjoek-petoendjoek jang njata bagi setiap hamba kekasih-Nja, teroetama bagi Rasoeloellah Clm. sendiri.
“… li noerijahoe min ajati-Na ”
Indonesianja koerang lebih : “.. agar Kami memperlihatkan atau mempersaksikan kepadanja (Nabi Moehammad Clm.) akan ajat-ajat (tanda-tanda kekoeasaan) Kami ”
Beberapa tjontoh daripada tanda-tanda kekoeasaan Allah jang diperlihatkan-Nja kepada Nabi Kekasih-Nja ialah :
1. Soerga dan Neraka; wa’ad dan wa’id Allah; djandji pemberian pahala dan penoe-roenan siksa,
2. Nasib orang-orang pelanggar Hoekoem-hoekoem Allah, seperti: pemabok, pemain, penzinah, pengchianat, penghasoed, pemakan riba, pengoempat dan lain-lain sebagainja. Semoeanja itoe ditampakkan-Nja dengan djelas, terang dan njata.
3. Dan nikmat Koernia jang didjandjikan-Nja dan sekalian hamba-Nja, serta mentjon-toh soennah Nabi-Nja, melakoekan ‘amal shaleh dan lain-lain sebagainja.
Hikmah dan Adjaran
Djika kita soeka mendjeladjah, mengoepas, meneliti, mampeladjari dan merenoeng-kan segala berita kenjataan jang disampaikan Rasoeloellah Clm. kepada oemmat pengi-koetnja, Insja Allah kita akan dapat memperoleh petoendjoek-petoendjoek jang benar-benar pada djalan jang loeroes, jang dapat membedakan dan memisahkan salah dan benar, bathil dan haq, neraka dan soerga dan seteroesnja.
Hikmah dan adjaran seroepa itoe hendaknja djangan hanja meroepakan dongeng dan tjerita, jang hanja sedap, merdoe didengar dan njaman dikata. Melainkan hendaknja mendjadi ‘ilmoe rasich, jang masoek dan meresap ke dalam djiwa dan pikiran kita, ter-tanam dalam hati sanoebari kita sedalam-dalamnja, laksana djangkar seboeah kapal jang lagi menoeroenkan saoeh di pelaboehan samoedera. Selandjoetnja, ‘ilmoe seroepa itoe hendaknja segera diwoedjoedkan dalam bentoek ‘amal-shaleh, ialah ‘amal sepan-djang adjaran Islam. Lantaran ‘ilmoe jang tidak disertai dengan ‘amal, bagaikan pohon jang berboenga tapi tidak berboeah.
————
Bersambung ke halaman selanjutnya…
Artikel di atas ditulis oleh Mucthofa Habibullah yang disingkat namanya menjadi M.H. Disalin semula tertanggal 1 Maret 1955 atau sama dengan yang anda tuliskan 7 Rajab 1374 H. dalam salinan yang saya temukan ianya terdapat dalam PDB 3 yang ditulis dengan tidak menggunakan “oe” untuk “u”. dan buku ini ditujukan dan digunakan oleh Pejuang Suci, Pembina Negara Kurnia Allah, Negara Islam Indonesia; oleh karena itu uraian/bahasan materinya berbeda dengan Kisah Isro Mi’raj yang dikenal masyarakat. barangkali semacam buku Bhagawatgita untuk kelengkapan Bratayudha.
wassalam
Hatur terima kasih atas tambahan informasinya
Seperti buku-buku lama lainnya, khas kesasterannya kuat dgn penggunaan istilah yg berasal dari melayu dan arab. Dgn kutifan dan ejaan asli, perbedaan pemahaman bisa diminimalisir ya kang …
———–
Kopral Cepot : Untuk membacanya juga kadang masih sulit…. sehingga saya kutip aslinya saja, supaya tdk salah.
rajab bulan fitnah dan ujian….Laa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil adziim.
mannntaaaafffff…..sy sangat bersyukur scara tidak sengaja bertemu dgn situs ini,walhamdulillah
————
Kopral Cepot : Alhamdulillah………. hatur tangkyu moga berkenan 😉
Idem sama diatas ini 😀
Jujur neeeh… sampai detik ini, @Kang Kopral Cepot ref. sejarah yang paling lengkap dan komprehensif.
Allahu akbar.. mantabs.
memahami pemikiran diatas, yg menjelaskan kenyataan dengan pendekatan tarekat-sufistik perlu kehati2an, penulisnya luar biasa, sebuah anugerah,..anugerah bagi pejuang
masih relevan artikel ini pada sa’at situasi dan kondisi maupun toleransi , pandangan ataupun jangkauanya yang amburadul seperti sekarang untuk pengetrapanya.
gambar masjidnya salah Bang. hehehe, biar umat Islam tidak menganggap bahwa masjid itu Al Aqsa, mohon diganti 🙂
Salam
Subhanalloh, Menggelorakan kembali semangat di Rajab ini. Jazakumullah