Sejarah akan mencari asalnya ….

Sambutan Ketua MPR Taufiq Kiemas saat meraih penghargaan Seputar Indonesia Award 2011 untuk kategori ‘The True Wakil Rakyat’. bahwa pers saat ini telah membantu pihaknya untuk mensosialisasikan 4 pilar bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. Membuat kembali saya tersenyum sendirian, karena mengingatkan beliau pada saat “belepotan” baca teks Pancasila. Dan pada saat yang lain beliau memberikan alasan kewajaran atas “belepotan”nya baca teks Pancasila itu karena sudah tua dan suka lupa.

Usai acara, Taufiq mengatakan bisa memenangkan penghargaan karena ‘menjual’ Pancasila. “Ajang ini, saya menang karena saya jual Pancasila. Kalau nggak jual Pancasila bagaimana. Dulu tahun 1999 kan skeptis saya, bisa jalan nggak ini. Tapi kan semua bantu, semua wartawan membantu, pers ada gunanya juga dalam sukses Pancasila,” ujar politikus senior PDI Perjuangan ini. Sebagai manusia yang kena masa tua mungkin wajar kena lupa terhadap “teks” yang diperjualkannya tapi justru saya balik skeptis, gimana mau “jualan”, wong yang dijualnya saja sering lupa.

“Indonesia yang mereka (para pendiri bangsa) cita-citakan cuma bertahan sebelas tahun. Setelah itu, Indonesia hanyalah istilah untuk integrasi wilayah bukan integrasi ide dan ga­gasan ….” kalimat ini mestinya jadi bahan renungan bagi yang sedang berjualan atas nama “harga mati”. Menyaksikan para pejabat korup, sementara rakyat semakin miskin. Bukankah, Indonesia sekarang tak lebih dari sekadar kesatuan wilayah, deretan pulau mati ?

Bangsa apapun cenderung memiliki obsesi narsistik untuk menulis sejarah keberadaan bangsanya sejak jaman purbakala. Dalam setiap bangsa selalu ada pihak-pihak yang secara membabi buta mengklaim bahwa segala peristiwa yang terjadi di wilayah tanah-airnya sebagai sejarah nasional. Misalnya saja, buku sejarah berjilid-jilid yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Sejarah Nasional Indonesia, diawali dengan ulasan arkeologis fosil-fosil pra-sejarah. Padahal, siapapun tahu bahwa kepala Manusia Jawa yang pernah hidup jutaan tahun lalu tak mungkin berisi ide tentang bangsa Indonesia.

Judul tulisan ini “Sejarah akan mencari asalnya…“, saya temukan dalam sebuah novel berbingkai sejarah “Negara Kelima” karya ES Ito. Sebuah novel yang inspiratif dengan menabur “isu revolusi” ditengah-tengah teka-teki penyelidikan serangkaian pembunuhan yang melibatkan wibawa seragam korps kepolisian. ES Ito membingkai kegelisahan para pemuda KePaRad (Kelompok Patriotik Radikal) yang menginginkan kebangkitan bangsanya. Negara Kelima adalah kebangkitan masa silam ketika Negara Keempat  hilang dipendam orang-orang yang tidak ingin kehilangan muka. Namun, sejarah akan mencari asalnya. Dan, sekaranglah saatnya sejarah menemukan asalnya. (*untuk yang minat baca novel ini, tanya Om Google … sudah ada e-booknya tinggal donlot*)

Bagi penganut “endisme” Francis Fukuyama yang mengatakan bahwa dengan berakhirnya perang dingin, sejarah telah berakhir (the end of history), ideologi telah mati, bahkan dari kajian filsafat kontemporer dikatakan bahwa teori telah mati, “the end of theory”, maka “Negara Kelima” adalah sebuah mimpi. Tapi tidak bagi kaum muda. Kegelisahan pemuda selalu menjadi awal perubahan sebuah bangsa, di mana pun itu. Kaum muda punya mimpi dan mimpi itu pasti dibeli maka saatnya sejarah menemukan asalnya.

Memang sudah jadi sifat dan kodrat manusia untuk menginginkan awet muda meski umur sudah tua bangka berbagai resep terus dicoba untuk tetap muda dan perkasa. Keabadian, kelanggengan, status quo adalah cerita dongeng para raja yang ingin tetap duduk dalam singgasana, mereka lupa akan awal dan akhir, akan waktu yang berganti, gelap dan terang, maka tak ada “negara dalam negara” yang benar adalah “negara berganti negara”. Maka saatnya sejarah menemukan asalnya.

Kodrat manusia ialah menikmati buahnya tanpa ia harus bersusah payah mencari-cari asal-usulnya atau mencari-cari apa yang menyebabkan hal itu terjadi atau tumbuh. Dengan demikian mereka tidak perlu menyusahkan diri mencari-cari asalnya pohon yang telah menghasilkan buah-buahan yang disukainya itu, atau tentang pupuk yang menyebabkan pohon tersebut jadi subur, selama tidak terpikirkan olehnya akan menanam pohon lain yang lebih enak buahnya.

Jer basuki mawa bea, tak ada kesuksesan tanpa tebusan. Titik takdir tersebut bisa ditebus. Berbeda dengan “Negara Kelima” versi ES Ito, versi “Negara Kelima” saya temukan dalam hadist Rosululloh SAW  riwayat Imam Ahmad yang diriwayatkan oleh Hudzaifah bin al-Yamani (Hadits ini bersumber dari Musnad Imam Ahmad, hadits no.17680), beliau bersabda :

“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja dictator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam”.[HR. Imam Ahmad]

Dalam perspektif hadist diatas, maka ada lima rentang masa dengan lima bentuk kekuasaan yang berbeda yaitu pertama masa Negara Nabi, masa ini adalah sebaik-baik masyarakat yang pernah ada dalam sejarah adalah masyarakat dibawah kepemimpinan Rasulullah saw (‘ahd al-nubuwwat), masa tersebut tidak akan pernah bisa terulang vis a vis karena tidak akan pernah ada rasul lagi setelah Rasulullah Muhammad saw. Namun bagaimanapun juga, masyarakat tersebut harus dijiplak karena Rasulullah saw dalam segala hal merupakan uswah bagi umatnya sepanjang zaman. Generasi yang telah berhasil menjiplak manhaj masyarakat Nabi ialah generasi khilafah rasyidah, dibawah kepemimpinan para khalifah yang disebut sebagai al-khulafaa’ al-rasyidun yaitu masa kedua atau masa Negara Khalifah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah. Adapun negara ketiga adalah negara mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit), karena betapapun keadaannya para raja tersebut masih menggigit Al-Qur’an dan As-Sunnah, dua sumber utama nilai-nilai dan hukum-hukum Islam, kendati tidak sebaik para Khulafaur Rasyidin yang menggenggam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selanjutnya masa berganti kepada negara keempat yaitu negara Mulkan Jabbariyyan (Para Raja/Penguasa yang Memaksakan Kehendak/dictator). Syaikh Yusuf Qhardawi menyatakan bahwa saat ini umat Islam berada pada fase ke empat atau negara keempat, dan hadist tersebut membawa kabar berita baik tentang akan lenyapnya era pemerintahan dictator yang otoriter, zhalim, dan kejam kemudian disusul dengan kekhilafahan yang berdasarkan kenabian. Inilah “negara kelima” versi Rosululloh SAW yaitu negara Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah.  Memang menjadi suatu keniscayaan peradaban yang lemah akan mengikuti peradaban yang lebih maju, sebagaimana yang disiratkan oleh ibnu khaldun ‘Siklus Peradaban’. Likulli ummatin ajalun ….. maka setelah kematian sebuah rezim akan datanglah generasi pengganti …

Saya percaya sejarah ini belum berakhir seperti yang diterangkan oleh Francis Fukuyama, karena Islam dan Muslimin belum berada pada puncak takdirnya. Kuntum khairun naas ukhrijat linnaass. Muslimin adalah sebaik-baiknya manusia yang pernah dilahirkan oleh peradaban. Dan Muslimin itu adalah Pemuda … karena anak muda adalah kegelisahan. Derap langkahnya adalah perubahan.

Sejarah akan mencari asalnya …

Negara Kelima
adalah kebangkitan masa silam.
Ketika matahari hadir tanpa bayangan,
keputusan diambil pada puncak yang terlupakan.
Para penjemput menuai janji kejayaan masa silam.
Itu adalah saat penentuan, ketika Para Penjemput
tidak lagi mengingat
akan masa lalu
berbilang tahun
tetapi mendamba
masa lalu berbilang ribuan tahun.

~ sejarah itu TIDAK AKAN DAPAT dirubah, hanya dapat diperbaiki. Dan kebenaran itu DAPAT disalahkan, tapi kebenaran itu TIDAK DAPAT dikalahkan ~

buat penutup … hatur tararengkyu buat mas samin yang telah mengingatkan akan buku “MERABA GAJAH DALAM GELAP” … 😉 beginilah enaknya “mutilasi” dalam gelap … bedah pisau dulu … tafsir kemudian … mutilasi dulu … mengerti belakangan 😆


14 Komentar

  1. sikapsamin berkata:

    BAGONG: “tuh…kang Samin dpt ucapan tararengkyu dari *kang CEPOT.*”
    Samin: “iya GONG, saya jadi merasa gimanaaa gitu. Padahal sebelumnya nggak mimpi apa2, eh anu…malam2 mimpi MEMANDIKAN GAJAH.
    Whuaahh…tararengkyu sawangsulna pak Kopral.
    Ini gara2 bersaudara sama BAGONG, sering nyerocos teu puguh…
    Tentu banyak komen2 yg kurang berkenan, mhn dimaapin luar/dalam.”
    BAGONG: “iya…BAGONG juga mhn maap lahir bathin, atas kekhilafan2 komen yg sdh2. Semoga *kang CEPOT* selalu dalam limpahan Berkah dan HidayahNYA.”

    *kang CEPOT* = dlm PROTAP Pewayangan, BAGONG hrs memanggil demikian…he he he

    —————–
    Kopral Cepot : Mas Samin ama Om BAGONG kok jd maaf2an beginih kan lebaran masih lama 😆 .. Hatur tararengkyu atas do’anyah … amin ya Robbal ‘alamin dan begitu juga buat Mas Samin moga sehat selalu dilimpahkan berkah dan hidayah-Nya… *kok jadi melow ginih* LANJUTKAN obrolannyah 😉

    1. sikapsamin berkata:

      Siap Laksanakan…@pak Kopral,

      Soalnya baca bagian penutup postingan diatas (pakai bold-letter pula), rasanya jadi kaya balon-karbit. Maklum blogger PKL(Punakawan Kehilangan Lahan) he he…

      Wookee…kita format/reset ulang…

  2. abifasya berkata:

    luaarrr biasa jenderallll ….!!!
    Sudah tahu siapa calon khalifah dinegara ke 5 ?

  3. ampudisalojari berkata:

    saya individu yang khawatir dengan “sejarah’ kondisi historis masa lalu yang terlalu dominan dalam menentukan masa depan.. karna kuasa di belakangnya… selalu menegasikan segala kemungkinan yang bertentangan dengan karakter dominatif tersebut… dan menutup segala kemungkinan lain yang mungkin lebih dapat di terima dalam kondisi kekinian..
    satu hal yang kurang lebih tidak saya sukai dari ramalan dan mitos yang kemudian mengikutinya..
    jika dalam negara kelima sebagai suatu cerita saya maklum dengan satu alur yang pasti.. sebelum di ceritakan pun, si pengarang udah tau harus berakhir seperti apa… tapi bagi kehidupan saya merasa hal tersebut tidak terlalu adil….
    salam kenal..

  4. Usup Supriyadi berkata:

    Subhanallaah…

    inna allaaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim… Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…

    Dan sungguh suatu sebab yang telah mengakibatkan peristiwa histories, akan membuat peristiwa yang sama jika sebab itu ada pada hari ini. Maka, berkaitan dengan negara kelima “Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah” cepat atau lambatnya menurut saya kembali kepada umat Islam kini, seberapa kuat dan sungguh-sungguhnya mereka menggembalikan kehidupannya kepada awal mula baiknya umat ini. ”Sesungguhnya akan terjadi fitnah”. Akan tetapi pada waktu itu banyak shahabat yang tidak mendengarnya. Maka Mu’adz bin Jabal berkata : ”Tidakkah kalian mendengar apa yang sedang disabdakan oleh Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam ?”. Mereka berkata : ”Apa yang beliau sabdakan ?”. Mu’adz menjawab : ”Sesungguhnya akan terjadi fitnah”. Para shahabat bertanya : ”Lantas, bagaimana yang harus kami perbuat wahai Rasulullah ?”. Maka beliau shallallaahu ’alaihi wasallam menjawab : ”Kembalilah kepada urusan kalian yang pertama !” [HR. Thabarani dalam Al-Kabiir no. 3232; shahih lighairihi]

    Boleh jadi Allah tidak izinkan kita mengalami hidup di bawah naungan Khilafah Islamiyyah. Yang paling penting ialah memastikan diri dan keluarga kita menjadi bagian dari ummat islam yang dipercaya Allah untuk turut serta mempersiapkan dan memperjuangkannya di atas jalan yang lurus dan benar. yakni sebagaimana di atas “Kembalilah kepada urusan kalian yang pertama !”

    Al-Qur’an dan As Sunnah. Sebab bagaimana pun semua kembali kepada kehendakNya, namun kita sebagai makhluk berakal wajib berkehendak pula untuk menuju sebuah kejayaan yang dijanjikan itu.Bukan malah jadi pecundang yang mengikuti asas if you can’t beat them, then you join them. Penguasa Indonesia kini menurut saya mirip apa yang dikatakan Ibnu Khaldun, yakni pecundang. Si pecundang memang akan mengikuti apa-apa yang dititah oleh dia yang dianggap menang. Mulai dari logo, slogan, dan sebagainnya.

    Saya jadi ingin bersajak
    Indonesia : Berani atau Mati!

    pemimpin bangsa memang pelupa
    bukan sekadar karena sudah banyak yang tua
    mereka yang dengan senang hati melupakan cita-cita lahirnya bangsa ini
    kata merdeka memang telah resmi didapat bangsa ini
    namun rupanya
    kata tinggallah kata
    yang tertulis di helai kertas : tak berarti?!

    mengapakah Indonesia masih jadi budak? akankah ramalan pramdoedya ananta toer ingin direalisasikan oleh pemimpin bangsa : “Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain.”

    sungguh, bilangnya bangsa ini tidak cocok neolib, tapi apa nyata? pilar-pilar keneoliban tetap dipertahankan!

    Indonesia, berani atau mati!

    o, indonesia, bilah tak berani melawan arus neokolonialisme ini, berarti matilah sudah!

    marilah kita para pemuda pemudi bangsa! bersemangatlah sebagaimana semangat para pendiri Sarekat Dagang Islam, tahun 1905! yang berevolusi menjadi Sarekat Islam. Yang meletakkan dasar perjuangannya atas tiga prinsip dasar, yaitu: Pertama, asas agama Islam sebagai dasar perjuangan. Kedua, asas kerakyatan sebagai dasar himpunan organisasi. Ketiga, asas sosial ekonomi sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang umumnya berada dalam taraf kemiskinan dan kemelaratan.

    Allaahu Akbar!
    Bacalah sejarah dengan kejujuran
    Maka akan kau temukan asalnya untuk menuju fakta kebenaran!

    Marilah kita kembali pada ideologi yang memang tidak diharapkan oleh isme-isme bangsat untuk bangkit. Apa jadi kalau negara Islam berdiri di negeri ini? mereka akan kehilangan penghasilan.

    berani atau mati dalam kehinaan!
    sungguh, tak ada pejuang yang tak berani! kalau mau jadi pejuang harus berani agar matinya benar-benar mulia…

    Allaahu Akbar!

    Mari kita songsong masa depan dengan optimisme!
    dan perjuangan tiada henti, semogalah Allah jadikan itu sebuah amal saleh dan menjadi sebab kembalinya masa kegelimangan di bawah manhaj nubuwwah… Aamiin

    Bogor, 20 Mei 2011

  5. Usup Supriyadi berkata:

    وَعَدَ اللّهُ الّذِينَ آمَنُواْ مِنْكُمْ وَعَمِلُواْ الصّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكّنَنّ لَهُمْ دِينَهُمُ الّذِي ارْتَضَىَ لَهُمْ وَلَيُبَدّلَنّهُمْ مّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لاَ يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَـَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

    ”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [QS. An-Nuur : 55].

  6. raden ireng berkata:

    rapatkan barisan dibawah panji hitam dari timur

    1. Usup Supriyadi berkata:

      lebih terangin ya, panji Islam. :mrgreen:

  7. aldi jaka berkata:

    punten….
    bade ngiring copas (copy paste) kata-kata na…
    hatur nuhunt…..

    1. Usup Supriyadi berkata:

      sami nuhun….

  8. Noer berkata:

    Walau sebagian besar para filusuf sepakat bahwa perubahan adalah abadi Namun sejatinya diri manusia tidak mengalami perubahan. Maka tepat jika sejarah akan mencari asalnya…

  9. sang pembelajar berkata:

    ‘The end of nation’ sebuah istilah yang boleh jadi sangat seram untuk sebagian orang termasuk saya dengan alasan :

    pertama setiap kelahiran selau diiringi darah dan saya takut dengan darah

    kedua setiap kematian selalu diiringi air mata dan untuk Indonesia sepertinya airmata saya sudah kering yang ada hanya kemarahan sekalipun belum sampai pada kebencian

    ketiga saya cinta Indonesia sekalipun muak dengan peristiwanya dan kecewa dengan kebohongan sejarah yang ditulis penguasanya ……….. eeh di paksalagi dalam kurikulum pendidikannya.

    keempat saya percaya masih banyak pemimpin bangsa ini yang tulus untuk kemakmuran dan keadilan rakyatnya ……. sekalipun mungkin lebih banyak tukang rusaknya.

    kelima saya masih percaya Indonesia bisa menerapkan syariat Islam walau mungkin tertatih tatih dan terseok seok, kalau toh indonesia harus mengalami the end of nation semoga yang muncul adalah the nation carry out of syariat Islam ( negara yang menerapkan syariat Islam ) karena saya sangat yakin apabila syariat Islam tidak ditegakkan maka kehancuran bangsa itu di dunia ini dapat dipastikan ( QS. At Thalaq ayat 8 )

  10. s e t u j u banget – indah benar rasanya dunia ini.
    piagam jakarta siapa – takut. (doktertoeloes malang).

Tinggalkan Balasan ke Noer Batalkan balasan