Tentang Sunda

Sunda sebagai nama tempat

sunda_pitnahIstilah Sunda sebagai nama tempat, pertama kali disebut oleh ahli ilmu bumi dari Yunani, Ptolemaeus dalam bukunya tahun 150 Masehi, kata Prof Dr drs Edi Suhardi Ekadjati, dalam pidato pengukuhan dirinya selaku Guru Besar Ilmu Sejarah di Universitas Padjadjaran, Bandung, Tahun 1995. (Prof Edi Suhardi Ekadjati dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat, 25 Maret 1945. Ia, suami Hj Utin Nur Husna dan dikaruniai empat anak. Edi adalah Sarjana Sastra Unpad (1971), kemudian melanjutkan studi di Program Filologi untuk Sejarah, Rikjsuniver siteit, Leiden (1975), lalu meraih Doktor di Universitas Indonesia (1979). Prof. Edi  telah Meninggal pada 1 Juni 2006 akibat serangan stroke kedua yang diawali oleh serangan jantung)

Mengutip buku Atmamihardja (1958: 8), Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di sebelah timur India.

Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India, kata Edi yang kini Kepala Museum Konferensi Asia Afika dan dosen di Unpad serta Unpar Bandung.

Dari penelurusan kepustakaan,kata Sunda seperti dikatakan Rouffaer (1905: 16), merupakan pinjaman kata dari kebudayaan Hindu seperti juga kata-kata Sumatera, Madura, Bali, Sumbawa yang semuanya menunjukkan nama tempat.

Kata Sunda sendiri, kemungkinan berasal dari akar kata “sund” atau kata “suddha” dalam bahasa Sanskerta yang mengandung makna: bersinar, terang, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa 1949: 289) Dalam bahasa Jawa kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat kata “Sunda” dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak bercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada (Mardiwarsito, 1990: 569-57, Anandakusuma, 1986: 185-186; Winter, 1928: 219).

Ahli geologi Belanda RW van Bemmelen, mengatakan, Sunda adalah suatu istilah yang digunakan untuk menamai dataran bagian barat laut India Timur, sedangkan dataran bagian tenggaranya dinamai Sahul, ujar Edi. Dataran Sunda dikelilingi sistem Gunung Sunda yang melingkar (circum-Sunda Mountain System) yang panjangnya sekitar 7000 km.

Dataran Sunda terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian utara, meliputi Kepulauan Filipina dan pulau-pulau karang sepanjang Lautan Pasifik bagian barat, serta bagian selatan yang terbentang dari barat sampai ke timur mulai Lembah Brahm aputera di Assam (India) hingga Maluku bagian selatan. Dataran Sunda itu bersambung dengan kawasan sistem Gunung Himalaya di barat dan dataran Sahul di timur, kata Edi, mengedepankan pendapat van Bemmelen (1949: 2-3).

Selanjutnya, sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera,Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor (Bemmelen,1949:15-16).

Mengutip Gonda (1973:345-346) pada mulanya kata “suddha” dalam bahasa Sansekerta diterapkan pada nama sebuah gunung yang menjulang tinggi di bagian barat Pulau Jawa yang dari jauh tampak putih karena tertutup abu asal gunung tersebut. Gunung Sunda itu terletak di bagian barat Gunung Tangkuban Parahu. Kemudian nama tersebut diterapkan pula pada wilayah gunung itu berada dan penduduknya. Mungkin sekali, pemberian nama Sunda bagi wilayah bagian barat Pulau Jawa itu diilhami oleh sebuah kota dan atau kerajaan di India yang terletak di pesisir barat India antara kota Goa dan Karwar (ENI, IV,1921:14-15).

Sunda sebagai sebuah kerajaan

Selanjutnya, Sunda dijadikan nama kerajaan di bagian barat Pulau Jawa yang beribukota di Pakuan Pajajaran, sekitar kota Bogor sekarang. Kerajaan Sunda itu telah diketahui berdiri pada abad ke-7 Masehi dan berakhir pada tahun 1579 Masehi, katanya, mengutip Danasasmita dkk, III, 1984:1-27 dan Djajadiningrat, 1913:75.

Setelah keruntuhan Kerajaan Sunda, eksistensi dan peranan Sunda tidak lagi menonjol di daerahnya sendiri, apalagi di wilayah Nusantara, baik dalam hubungan geografis, sosial, politik maupun kebudayaan. Keadaan seperti itu berlangsung sekitar tiga aba d hingga awal abad ke-20 Masehi, karena pengaruh kekuasaan dari luar yaitu kekuasaan dan kebudayaan Islam, Jawa, Eropa (terutama Belanda).

Sunda sebagai bahasa

Bahasa Sunda terutama dipertuturkan di sebelah barat pulau Jawa, di daerah yang dijuluki Tatar Sunda. Namun demikian, bahasa Sunda juga dipertuturkan di bagian barat Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Brebes dan Cilacap. Banyak nama-nama tempat di Cilacap yang masih merupakan nama Sunda dan bukan nama Jawa seperti Kecamatan Dayeuhluhur, Cimanggu, dan sebagainya. Ironisnya, nama Cilacap banyak yang menentang bahwa ini merupakan nama Sunda. Mereka berpendapat bahwa nama ini merupakan nama Jawa yang “disundakan”, sebab pada abad ke-19 nama ini seringkali ditulis sebagai “Clacap”.

Selain itu menurut beberapa pakar bahasa Sunda sampai sekitar abad ke-6 wilayah penuturannya sampai di sekitar Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah, berdasarkan nama “Dieng” yang dianggap sebagai nama Sunda (asal kata dihyang yang merupakan kata bahasa Sunda Kuna).

Sunda Kiwari

Pareumeun obor. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi generasi muda Sunda kiwari. Generasi muda Sunda sekarang tampak gelagapan dan tertatih-tatih mengenal dan memahami tata nilai kesundaan.

Nilai-nilai tradisi Sunda dapat dibagi dua. Pertama, nilai tradisi Sunda yang terkandung dalam explicit knowledge (pengetahuan yang tersurat), seperti peribahasa, dongeng, sisindiran, dan naskah-naskah kuno.

Kedua, nilai tradisi Sunda yang bersumber dari tacit knowledge (pengetahuan yang tersirat). Pengetahuan ini terdiri dari pola pikir, sikap, dan kearifan orang Sunda di dalam menghadapi dan mengatasi masalah kehidupannya.

Pewarisan budaya Sunda tentu harus mengutamakan keduanya. Sayangnya, hal tersebut tampak masih jauh dari harapan. Dari segi pengetahuan tersurat, akses informasi untuk mengetahui dan mempelajari khazanah kebudayaan Sunda masih kurang.

Pertanyaan Urang Sunda

Mengapa nama kepulauan Sunda Besar dan Sunda Kecil lenyap dari peta. Hanya Selat Sunda yang tersisa. Mengapa Rhinoceros sundaicos sering diterjemahkan menjadi Badak Jawa bukan Badak Sunda?

(dari berbagai sumber)

43 Komentar

  1. Tidak ada kaitan secara langsung dengan tema di atas, namun dapat diambil pelajaran BAGAIMANA MANUSIA SUNDA YANG BERNAMA MANDALAJATI NISKALA DAPAT MENGAKSES ILMU SECARA BENAR DAN FITRAH.

    Saya sajikan sebuah syair yang berjudul Sahabat Alam, semoga menjadi bahan tafakur yang bermanfaat.

    SAHABAT ALAM
    Mandalajati Niskala, th 2000

    Penaku adalah akar-akar dari hutan yang terbakar.
    Penaku adalah jiwa, yang tintanya darah-darah dari hati yang suci mengalir.
    Penaku adalah filsafat dan ilmu, yang tintanya alam semesta global.

    Alam tak bertapal batas membentang DITERKAM DADA.
    Tebaran bintang berenang menantang untuk disapa.
    Bulan mengiringi satelit, dan bumi ini sangat kecil.
    Disana cakap, dusta dan pengkhianatan direka.
    Akalku dipaksa meninkari kebenaran.
    Tentu aku tak mau.
    Bahkan dari dulu aku tak setuju.
    Aku ini manusia di zaman batu.
    Buta kaidah-kaidah mufakat.
    Buta warta.
    Buta buku reka-reka.
    Tapi, mungkin saja ku dapat bongkar rahasia dalam rentang yang terlewat
    Dalam perjalanan masa yang panjang kedepan.
    Dan kunamakan diriku Pujangga Gelombang Baru.

    Lucu kiranya !
    Kabarku semacam pepohonan.
    Tanah-tanah pijakan yang menghampar.
    Api yang membakar tergenggam bumi.
    Air yang mengalir.
    Lautan lepas
    Angin semilir.
    Taufan yang menghempas menghujat.
    Gunung yang menjulang menghujam.
    Halilintar yang mengincar nyawa-nyawa.
    Gelombang lautan yang terbang menerkam,
    Semuaya menelan nafas-nafas daratan.
    Memberikan pelajaran pada berita dusta.

    Tanda-tanda alam memberi isyarat.
    Gempa dan gerhana meloncat-loncat.
    Khatulistiwa yang panas smakin membara.
    Kutub yang bersalju kehilangan beku.
    Nafas yang mendesah dalam tubuh-tubuh mahluk terantuk.
    Ruh yang menyatu memberilan sinyal.
    Jiwa yang terkontak dari zat yang berakal rusak kehilangan fitrah.
    Yang serakah dan mencengkram, tertera.
    Yang susah dan kelaparan tengadah pasrah, terasa.
    Yang tertekan dan bersabar.
    Yang teraniyaya dan ikhlas.
    Yang air matanya dapat mengundang kekuatan jagat.
    Mengng…getarkan dadaku sampai ke ujung maut.

    Alam ini tak akan kehabisan cerita bagi pujangga.
    Aku tumpahkan berita ini dalam karya.
    Aku ini sepertinya pujangga bebal.
    Mulutnya lancang.
    Nyelonong menerobos lorong kosong.
    Kosong dari sahabat pena dan canda-ria.
    Membingungkan.
    Aku atau siapa ?

    Biarlah mulut orang apa bicara.
    Mata biarlah merdeka menatap.
    Walau ternyata, nanar tak hilang jua.
    Telinga mengiang dari reka berita dusta.
    Aku tak tahu semua itu.

    Aku tahu bukan dari cara wajahku meraba.
    Semua punya detak-detak jiwa.
    Dia akan meloncat dari tubuhnya.
    Berita itu yang kugenggam.
    Jika aku tak mampu.
    Kumohon Tuhan menolongku.

    Penaku adalah cahaya dalam gelap gulita,
    yang tintanya gelombang jagat dari Sidratul Muntaha.
    Penaku adalah malam yang tenang,
    yang tintanya embun jatuh menyejukan rumput-rumput yang muram dan kusut.
    Penaku adalah telaga harapan,
    yang tintanya air yang bening bagi orang-orang yang bersuci.
    Penaku adalah udara segar,
    yang tintanya angin sepoy-sepoy basah bagi musyafir yang kelelahan.
    Penaku adalah jihad, yang tintanya darah-darah semerbak bergerak tenang.
    Penaku adalah do’a setajam pedang, yang berkelabat bagi para penghianat.
    Penaku adalah cita-citaku, dan Tuhan di ujung sana menatap rindu.

    Bandung,
    Mandalajati Niskala
    50 Puisi Filsafat Gelombang Baru

  2. Adam Bandawasa berkata:

    Sampurasun

    Turut bergembira Mandalajati Niskala di tahun 2012 ini kelihatannya mulai berkeliling di banyak situs, termasuk bisa mampir di situs ini.
    Salam dan support untuk pengelola situs “TENTANG SUNDA” ini, semoga dapat memberikan pencerahan BAGI KEBANGKITAN SUNDA.

    Saya sendiri banyak mengikuti tulisan yang ada kaitannya dengan Kebangkitan Sunda, terutama pada tulisan~tulisan yang ada kaitannya dengan nama Mandalajati Niskala.
    Mandalajati Niskala sendiri tidak mendeklarasikan secara langsung sebagai tokoh kebangkitan Sunda di abad 21, namun produk berfikir yang disajikan beliau memiliki ciri khas sebagai manusia pembaharu. Salah satu keunikannya, beliau seperti manusia ‘multi dimensi’ yang mampu memahami berbagai bidang ilmu sampai pada tingkat hakekat.
    Bahkan dalam karya sastra, syair beliau sangat sakral dan beliau menamakan dirinya sebagai “PUJANGGA GELOMBANG BARU”

    Saat ini nafas Kebangkitan Sunda semakin merebak dalam berbagai aspek dan media. Sepertinya Kebangkitan Sunda sekarang ini sudah bukan lagi sekedar harapan, tapi merupakan kepastian yang diyakini oleh banyak kalangan baik dalam dan luar negeri.

    Ingin sekali saja mendapatkan penjelasan mengenai HAKEKAT KEBANGKITAN SUNDA dari siapapun terutama dari Mandalajati NIskala.

    Salam dan Terima kasih.
    Adam Bandawasa

    1. Kopral Cepot berkata:

      Wa’alaikum salam..

      Pertama saya haturkan terima kasih … hatur nuhun atas kedatangan tamu istimewa “Mandalajati Niskala” dan “Adam Bandawasa”… sebuah pencerahan yang luar biasa yg saya terima.

      Kedua… dengan senang hati apabila Ang Prabu Mandalajati Niskala ataupun Ang Adam Bandawasa untuk berbagi dengan kami tentang Kesundaan yang terus terang bagi saya masih banyak keawaman.

      Ketiga… hatur tangkyu pisaaaan 😉

  3. Mochamad Sukardi berkata:

    kalo kerajaan SALAKSANAGARA/SALAKANAGARA itu kerajaan apa ya?

  4. akhmad permana berkata:

    “kelihatannya” memang ada usaha yang sistematis untuk mengecilkan jati diri SUNDA , contohnya jaman saya kecil (ahir tahun 60 an) di buku ilmu bumi nasional masih tercantum peta dan istilah kepulauan Sunda Besar dan Sunda Kecil , namun sejak itu pelan pelan meng /dihilangkan dari pelajaran ilmu bumi dan ilmu lainnya yang disisakan hanya selat sunda contoh lain yaitu tadi , Rhinoceros sundaicos sering diterjemahkan menjadi Badak Jawa bukan Badak Sunda?.
    Kumaha tah urang Sunda , nyaring atuh !!!!

    1. suhendar tulen ciamis berkata:

      Siap

    2. Hayu atuh sarerea urang ngahiji. Hiji pikir, hiji rasa jeung hiji hate. Tunjukkeun ka sakabeh jalma lamun urang Sunda ieu aya. Meureun urang kuduh ngalatih diri boga jiwa militan, supaya teu ditembong sabeulah mata ku nu lain.

  5. Sandi Kaladia berkata:

    SUNDA MERUPAKAN PERADABAN DUNIA & TITIK PUSATNYA ADALAH PARAHYANGAN. JANGAN MENSTIGMA SUNDA SEBAGAI POTENSI ETNIS & LOKAL GENIUS, KARENA SUNDA MERUPAKAN POTENSI GLOBAL & UNIVERSAL GENIUS.
    UNTUK MANUSIA SUNDA SENDIRI JANGAN SALAH MAKOM DAN JANGAN COBA-COBA MENJEBAKKAN DIRI PADA LOKAL GENIUS, SEBAB POTENSI MANUSIA SUNDA MINIMAL GLOBAL GENIUS, BAHKAN UNIVERSAL GENIUS. KEMAMPUAN MANUSIA SUNDA AKAN MENGECIL KETIKA DIJEBAK PADA PRILAKU CETEK BERNUANSA LOKAL GENIUS, SEBAB SUNDA SESUNGGUHNYA PEMILIK OTORITAS “HIPER MAKOM”. Jika Manusia Sunda berbicara Lokal Genius, maka akan terjebak menjadi manusia “PANAS BARANAN”.

    Saya menyimak sulur buah pikiran Filsuf Sunda Mandalajati Niskala yang memiliki pemahaman multi dimensi ilmu pada tataran potensi Universal Genius. Filsuf Sunda Mandalajati Niskala adalah salah satu contoh Manusia Sunda dengan wawasan UNIVERSAL GENIUS yang mengeluarka “RIBUAN” HIPOTESIS dan Antitesis:
    ——————————
    MANDALAJATI NISKALA
    Seorang Filsuf Sunda Abad 21
    Menjelaskan Dalam Buku
    SANG PEMBAHARU DUNIA
    DI ABAD 21,
    Mengenai
    HAKEKAT DIRI

    Salah seorang peneliti Sunda yang sedang menulis buku
    “SANG PEMBAHARU DUNIA DI ABAD 21,
    bertanya kepada Mandalajati Niskala:
    “Apa yang anda ketahui satu saja RAHASIA PENTING mengenai apa DIRI itu? Darimana dan mau kemana?
    Jawaban Mandalajati Niskala:
    “Saya katakan dengan sesungguhnya bahwa pertanyaan ini satu-satunya pertanyaan yang sangat penting dibanding dari ratusan pertanyaan yang anda lontarkan kepada saya selama anda menyusun buku ini.
    Memang pertanyaan ini sepertinya bukan pertanyaan yang istimewa karena kata “DIRI” bukan kata asing dan sering diucapkan, terlebih kita beranggapan diri dimiliki oleh setiap manusia, sehingga mudah dijawab terutama oleh para akhli.
    Kesimpulan para Akhli yang berstandar akademis mengatakan BAHWA DIRI ADALAH UNSUR DALAM DARI TUBUH MANUSIA.
    Pernyataan semacam ini hingga abad 21 tidak berubah dan tak ada yang sanggup menyangkalnya. Para Akademis Dunia Barat maupun Dunia Timur banyak mengeluarkan teori dan argumentasi bahwa diri adalah unsure dalam dari tubuh manusia. Argumentasi dan teori mereka bertebaran dalam ribuan buku tebal. Kesimpulan akademis telah melahirkan argumentasi Rasional yaitu argumentasi yang muncul berdasarkan “Nilai Rasio” atau nilai rata-rata pemahaman Dunia Pendidikan.
    Saya yakin Andapun sama punya jawaban rasional seperti di atas.
    Tentu anda akan kaget jika mendengar jawaban saya yang kebalikan dari teori mereka.
    Sebelum saya menjawab pertanyaan anda, saya ingin mengajak siapapun untuk menjadi cerdas dan itu dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana.
    Coba kita mulai belajar melacak dengan memunculkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kata DIRI, JIWA dan BADAN, agar kita dapat memahami apa DIRI itu sebenarnya. Beberapa contoh pertanyaan saya susun seperti hal dibawah ini:
    1)Apa bedanya antara MEMBERSIHKAN BADAN, MEMBERSIHKAN JIWA dan MEMBERSIHKAN DIRI?
    2)Apa bedanya KEKUATAN BADAN, KEKUATAN JIWA dan KEKUATAN DIRI?
    3)Kenapa ada istilah KESADARAN JIWA dan KESADARAN DIRI sedangkan istilah KESADARAN BADAN tidak ada?
    4)Kenapa ada istilah SEORANG DIRI tetapi tidak ada istilah SEORANG BADAN dan SEORANG JIWA?
    5)Kenapa ada istilah DIRI PRIBADI sedangkan istilah BADAN PRIBADI tidak ada, demikian pula istilah JIWA PRIBADI menjadi rancu?
    6)Kenapa ada istilah KETETAPAN DIRI dan KETETAPAN JIWA tetapi tidak ada istilah KETETAPAN BADAN?
    7)Kenapa ada istilah BERAT BADAN tetapi tidak ada istilah BERAT JIWA dan BERAT DIRI?
    8)Kenapa ada istilah BELA DIRI sedangkan istilah BELA JIWA dan BELA BADAN tidak ada?
    9)Kenapa ada istilah TAHU DIRI tetapi tidak ada istilah TAHU BADAN dan TAHU JIWA?
    10)Kenapa ada istilah JATI DIRI sedangkan istilah JATI BADAN dan JATI JIWA tidak ada?
    11)Apa bedanya antara kata BER~BADAN, BER~JIWA dan BER~DIRI?
    12)Kenapa ada istilah BER~DIRI DENGAN SEN~DIRI~NYA tetapi tidak ada istilah BER~BADAN DENGAN SE~BADAN~NYA dan BER~JIWA DENGAN SE~JIWA~NYA?
    13)Kenapa ada istilah ANGGOTA BADAN tetapi tidak ada istilah ANGGOTA JIWA dan ANGGOTA DIRI?
    Beribu pertanyaan seperti diatas bisa anda munculkan kemudian anda renungkan. Saya jamin anda akan menjadi faham dan cerdas dengan sendirinya, apalagi jika anda hubungkan dengan kata yang lainnya seperti; SUKMA, RAGA, HATI, PERASAAN, dsb.
    Kembali kepada pemahaman Akhli Filsafat, Ahli Budaya, Akhli Spiritual, Akhli Agama, Para Ulama, Para Kyai dan masyarakat umum BAHWA DIRI ADALAH UNSUR DALAM DARI TUBUH MANUSIA. Mulculnya pemahaman para akhli seperti ini dapat saya maklumi karena mereka semuah adalah kaum akademis yang menggunakan standar kebenaran akademis.
    Saya berani mengetasnamakan Sunda, bahwa pemikiran di atas adalah SALAH.
    Dalam Filsafat Sunda yang saya gali, saya temukan kesimpulan yang berbeda dengan pemahaman umum dalam dunia ilmu pengetahuan.
    Setelah saya konfirmasi dengan cara tenggelam dalam “ALAM DIRI”, menemukan kesimpulan BAHWA DIRI ADALAH UNSUR LUAR DARI TUBUH MANUSIA. Pendapat saya yang bertentangan 180 Derajat ini, tentu menjadi sebuah resiko yang sangat berat karena harus bertubrukan dengan Pendapat Para Akhli di tataran akademik.
    Saya katakan dengan sadar ‘Demi Alloh. Demi Alloh. Demi Alloh’ saya bersaksi bahwa diri adalah UNSUR LUAR dari tubuh manusia yang masuk menyeruak, kemudian bersemayam di alam bawah sadar. ‘DIRI ADALAH ENERGI GAIB YANG TIDAK BISA TERPISAHKAN DENGAN SANG MAHA TUNGGAL’. ‘DIRI MENYERUAK KE TIAP TUBUH MANUSIA UNTUK DIKENALI SIAPA DIA SEBENARNYA’. ‘KETAHUILAH JIKA DIRI TELAH DIKENALI MAKA DIRI ITU DISERAHTERIKAN KEPADA KITA DAN HILANGLAH APA YANG DINAMAKAN ALAM BAWAH SADAR PADA SETIAP DIRI MANUSIA’.
    Perbedaan pandangan antara saya dengan seluruh para akhli di permukaan Bumi tentu akan dipandang SANGAT EKSTRIM. Ini sangat beresiko, karena akan menghancurkan teori ilmu pengetahuan mengenai KEBERADAAN DIRI.
    Aneh sekali bahwa yang lebih memahami mengenai diri adalah Dazal, namun sengaja diselewengkan oleh Dazal agar manusia sesat, kemudian Dazal menebarkan kesesatan tersebut pada dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan ‘DI UFUK BARAT’ maupun ‘DI UFUK TIMUR’.
    Sebenarnya sampai saat ini DAZAL SANGAT MEMAHAMI bahwa DIRI adalah unsur luar yang masuk menyeruak pada seluruh tubuh manusia. DIRI merupakan ENERGI KEMANUNGGALAN DARI TUHAN SANG MAHA TUNGGAL. Oleh karena pemahaman tersebut DAZAL MENJADI SANGAT MUDAH MENGAKSES ILMU PENGETAHUAN. Salah satu ilmu yang Dia pahami secara fasih adalah Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu. Ilmu ini dibongkar dan dipraktekan hingga dia menjadi SAKTI. Dengan kesaktiannya itu Dia menjadi manusia “Abadi” dan mampu melakukan apapun yang dia kehendaki dari dulu hingga kini. Dia merancang tafsir-tafsir ilmu dan menyusupkannya pada dunia pendidikan agar manusia tersesat. Dia tidak menginginkan manusia mamahami rahasia ini. Dazal dengan sangat hebatnya menyusun berbagai cerita kebohongan yang disusupkan pada Dunia Ilmu Pengetahuan, bahwa cerita Dazal yang paling hebat agar dapat bersembunyi dengan tenang, yaitu MENGHEMBUSKAN ISU bahwa Dazal akan muncul di akhir jaman, PADAHAL DIA TELAH EKSIS MENCENGKRAM DAN MERUSAK MANUSIA BERATUS-RATUS TAHUN LAMANYA HINGGA KINI.
    Ketahuilah bahwa Dazal bukan akan datang tapi Dazal akan berakhir, karena manusia saat ini ke depan akan banyak yang memahami bahwa DIRI merupakan unsur luar dari tubuh manusia YANG DATANG MERUPAKAN SIBGHOTALLOH DARI TUHAN SANG MAHA TUNGGAL. Sang Maha Tunggal keberadaannya lebih dekat dari pada urat leher siapapun, karena Sang Maha Tunggal MELIPUT SELURUH JAGAT RAYA dan kita semua berada TENGGELAM “Berenang-renang” DALAM LIPUTANNYA.
    Inilah Filsafat Sunda yang sangat menakjubkan.
    Perlu saya sampaikan agar kita memahami bahwa Sunda tidak bertubrukan dengan Islam, saya temukan beberapa Firman Allohurabbul’alamin dalam Al Qur’an yang bisa dijadikan pijakan untuk bertafakur, mudah-mudahan semua menjadi faham bahwa DIRI adalah “UNSUR KETUHANAN” yang masuk ke dalam tubuh manusia untuk dikenali dan diserah~terimakan dari Sang Maha Tunggal sebagai JATI DIRI, sbb:
    1)Bila hamba-hambaku bertanya tentang aku katakan aku lebih dekat (Al Baqarah 2:186)
    2)Lebih dekat aku daripada urat leher (Al Qaf 50:16)
    3)Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kami disegenap penjuru dan pada nafasmu sendiri (Fushshilat 41:53)
    4)Dzat Allah meliputi segala sesuatu (Fushshilat 41:54)
    5)Dia (Allah) Bersamamu dimanapun kamu berada (Al Hadid 57:4)
    6)Kami telah mengutus seorang utusan dalam nafasmu (AT-TAUBAH 9:128)
    7)Di dalam nafasmu apakah engkau tidak memperhatikan (Adzdzaariyaat 51:21)
    8)Tuhan menempatkan DIRI antara manusia dengan qolbunya (Al Anfaal 8:24)
    9)Aku menciptakan manusia dengan cara yang sempurna (At Tin 95:4)
    Jawaban mengenai APA DIRI ITU. DARIMANA & MAU KEMANA (Sangkan Paraning Dumadi), akan saya jelaskan secara rinci dan tuntas pada sebuah buku.

    Di masa kini ke depan Sunda akan melahirkan Para Filsuf Handal yang siap menghancurkan kesalahan cara berpikir & manipulasi ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh Para Filsuf Dunia.
    MARI KITA MEMBUAT KARYA FILSAFAT AGAR KITA MENJADI SEORANG FILSUF, YANG BERTANGGUNG JAWAB MENGHADIRKAN KEMBALI KEBENARAN ILMU SANG MAHA PENCIPTA, sebagai mana yang dilakukan oleh Filsuf Sunda Mandalajati Niskala, yang sebagian hipotesisnya sbb:

    1) Menurut para akhli di seluruh Dunia bahwa GRAVITASI BUMI EFEK DARI ROTASI BUMI.
    Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala SALAH BESAR, bahwa Gravitasi Bumi TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN ROTASI BUMI. Sekalipun bumi berhenti berputar Gravitasi Bumi tetap ada.

    2) Bahkan kesalahan lainnya yaitu semua akhli sepakat bahwa panas di bagian Inti Matahari mencapai 15 Juta Derajat Celcius.
    Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala panas Inti Matahari SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN”.
    Beliau menambahkan:“KALAU TIDAK PERCAYA SILAKAN BUKTIKAN SENDIRI”.

    3) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala sangat logis menjelaskan kepada banyak pihak bahwa MATAHARI ADALAH GUMPALAN BOLA AIR RAKSASA YANG BERADA PADA RUANG HAMPA BERTEKANAN MINUS, SEHINGGA DI BAGIAN SELURUH SISI BOLA AIR RAKSASA TERSEBUT IKATAN H2O PUTUS MENJADI GAS HIDROGEN DAN GAS OKSIGEN, YANG SERTA MERTA AKAN TERBAKAR DISAAT TERJADI PEMUTUSAN IKATAN TERSEBUT. Suhu kulit Matahari menjadi sangat panas karena Oksigen dan Hidrogen terbakar, tapi suhu Inti Matahari TETAP SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN.

    4) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala menegaskan: “CATAT YA SEMUA BINTANG TERBUAT DARI AIR DAN SUHU PANAS INTI BINTANG SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN. TITIK”.

    5) Menurut para akhli diseluruh Dunia bahwa Gravitasi ditimbulkan oleh adanya massa pada suatu Zat.
    Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala: “GAYA GRAVITASI BUKAN DITIMBULKAN OLEH ADANYA MASSA PADA SEBUAH ZAT ATAU BENDA”.
    Mandalajati Niskala menambahkan: “Silahkan pada mikir & jangan terlalu doyan mengkonmsumsi buku2 Barat.

    6) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala membuat pertanyaan di bawah ini yang cukup menantang bagi orang-orang yang mau berpikir:
    a) BAGAIMANA TERJADINYA GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
    b) BAGAIMANA MENGHILANGKAN GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
    c) BAGAIMANA MEMBUAT GAYA GRAVITASI DI PLANET LAIN YG TIDAK MEMILIKI GAYA GRAVITASI?

    7) Menurut para akhli diseluruh Dunia bahwa Matahari memiliki Gaya Gravitasi yang sangat besar.
    Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala Matahari tidak memiliki Gaya Gravitasi tapi memiliki GAYA ANTI GRAVITASI.

    8) Pernyataan yang paling menarik dari Filsuf Sunda Mandalajati Niskala yaitu:
    “SEMUA ORANG TERMASUK PARA AKHLI DI SELURUH DUNIA TIDAK ADA YANG TAHU JUMLAH BINTANG & JUMLAH GALAKSI DI JAGAT RAYA, MAKA AKU BERI TAHU, SBB:
    a) Jumlah Bintang di Alam Semesta adalah 1.000.000.000.000.000.000.000.000.000
    b) Jumlah Galaksi di Alam Semesta adalah 80.000.000.000.000
    c) Jumlah Bintang di setiap Galaksi adalah sekitar 13.000.000.000.000

    9) Dll produk Filsafat seluruh cabang ilmu dari Filsuf Sunda Mandalajati Niskala YANG SIAP MENCENGANGKAN DUNIA seperti Wahyu Cakra Ningrat, Trisula Weda, Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Diri, Sastra Jendra, Filsafat Ilmu Pengetahuan & Jagat Raya, dll.

    Selamat berfilsafat
    @Sandi Kaladia

  6. MUHAMMAD RIZAL berkata:

    Jangan pernah mengeluh atas kekuranganmu karena kekurangan mengingatkanmu untuk terus mencari kekuatan yg ada dalam dirimu.

  7. Akbar berkata:

    Sunda punya Surti, jangan mau sejarah didikte orang lain atuuhhh

  8. esa berkata:

    Sbagian naskah2 kuno asli mngnai sunda ada di negara2 pnjajah. Sbagian asli lainya lagi ada pd bbrapa org saja ktrunan2 krajaan2 n rakyat sunda yg jujur diamanahi. Selain dari itu yg sudah ‘dijamah’ n sngaja tdk dibawa oleh pnjajah sudah dimanipulasi,aspal=asli tapi palsu.

  9. esa berkata:

    Dalam kurun waktu yg sangat lama dr sjak datangnya pnjajah2 sampai bnr2 tdk ada 1 pun tntara pnjajah n pakarnya, sudah sangat banyak mmbunuh rakyat,trmasuk mmbunuh ktrunan2 krajaan n ktrunan2 rakyatnya yg sbagai saksi langsung kbnaran sejarah sunda yg tidak mau ‘bekerjasama’ dgn pnjajah2, hanya sdikit saksi yg lolos selamat n brktrunan sblum pd meninggal,sisa2 saksi yg masih hidup tntu brhati2 krn pnjajah2 sblum hengkang sudah ‘memasang’ ‘antek2nya’.

  10. jakalellana berkata:

    cik urang sunda kudu nalungtik ti mimiti iraha istilah sunda besar jeung sunda kecil diilangkeun tina peta nasional.. da dina peta internasional mah masih keneh disebut kepulauan sunda nusantara teh.. kudu ditalungtik oge saha nu mimiti boga ide pikeun ngaganti istilah kepulauan sunda eta.. omat sajarah kudu diluruskeun sangkan ulah pareumeun obor.. sing nyaah ka para karuhun urang sing karunya.. malah ayeuna mah miniti aya istilah jawa besar jeung jawa kecil sagala.. na ari hayang eksis mah teu kudu nepi ka muter balikkeun sajarah.. sok urang sunda talungtik geuwat tong ngan ukur komentar wungkul deuleu..!!!

  11. Chi Luk Ba berkata:

    sampurasun urang sunda.satuju pisan ang abdi ge ,manusa kiwari gs loba rupa jalma kalakuan sato,eta nandakeun yen jati nu geus ka silih ku junti,anu geus teu apal naon ari jati diri ,,,

Tinggalkan Balasan ke Tb. Sutisnawinata Batalkan balasan